Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Adidas dan Ford yang Berhenti Pasang Iklan di Facebook

Kompas.com - 30/06/2020, 07:32 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Daftar perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang mengikuti aksi boikot untuk tidak beriklan di media sosial Facebook bertambah panjang.

Dikutip dari CNBC  Selasa (30/6/2020),  perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Adidas, Ford, dan HP memutuskan untuk mengikuti aksi boikot tersebut. Tujuannya untuk menekan Facebook agar perusahaan yang didirkan oleh Mark Zuckerberg itu melakukan tindakan lebih tegas terkait ujaran kebencian dan misinformasi.

Adidas dan anak usahanya Reebok mengatakan, akan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram secara global hingga akhir Juli. Pihak perushaan mengatakan mereka ingin membangun kreteria menjaga diri dan setiap mitra untuk bertanggung jawab dalam menciptakan dan memelihara lingkungan yang aman.

Baca juga: Coca-Cola hingga Honda, Daftar Perusahaan yang Stop Iklan di Facebook

Sementara Ford memutuskan untuk menghentikan seluruh iklan di sosial media dalam 30 hari ke depan dalam rangka mengevaluasi keberadaan platform-platform tersebut. Di sisi lain HP memutuskan untuk berhenti melakukan iklan di Facebook hingga perusahaan melihat adanya peningkatan keamanaan pada platform tersebut.

Selain ketiga merek besar tersebut, ada beberapa perusahaan AS lain yang juga turut serta dalam daftar panjang perusahaan yang memboikot Facebook, yakni Clorox, Conagra, dan Edgewell Personal Care.

Perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti langkah Coca-cola, Diageo, Honda, Starbucks, Verizon, Unilever dan perusahaan lain.

Pada beberapa kasus, perusahaan yang bersangkutan tidak hanya berhenti beriklan di Facebook namun di media sosial secara keseluruhan.

Meski para pengiklan tersebut merupakan perusahaan-perusahaan ternama, namun mereka bukan pengiklan terbesar Facebook di Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan-perusahaan yangs saat ini memutuskan ujntuk berhenti sementara untuk melakukan belanja iklan di Facebook tidak masuk dalam 100 besar perusahaan yang beriklan di media sosial tersebut.

Peningkatan jumlah perusahaan yang memutuskan untuk memboikot Facebook pun nampaknya tidak memberi cukup sentimen negatif kepada investor. Pasalnya, harga saham Facebook justru menguat 2 persen.

Baca juga: Kenapa Banyak Perusahaan Kompak Boikot Pasang Iklan di Facebook?

Sebagai informasi, aksi boikot terjadi setelah beberapa orgranisasi meminta para pengiklan untuk berhenti melakukan belanja iklan di Facebook pada bulan Juli.

Pasalnya, organisasi-organisasi tersebut menilai Facebook mengizinkan, konten-konten rasis dan syarat akan kekerasan untuk muncul di media sosial tersebut.

Selain itu, platform itu juga dinilai telah digunakan oleh pemilih untuk mengungkapkan ujaran kebencian dengan misinformasi yang menyudutkan pemilih kulit hitam. Facebook pun dinilai mengizinkan hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa yang memperjuangkan keadilan rasial di Amerika.

Baca juga: Gara-gara Coca-Cola, Kekayaan Mark Zuckerberg Lenyap Rp 102,6 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com