Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Hemat Belanja Perlengkapan Si Kecil tanpa Merasa Bersalah

Kompas.com - 12/07/2020, 13:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Belanja perlengkapan untuk si kecil memang mengasyikkan. Hampir semua produk yang dibuat khusus untuk bayi didesain menarik, sehingga tidak jarang para ibu memiliki keinginan untuk memborong produk-produk tersebut.

Seringkali, tujuan untuk membeli produk sesuai kebutuhan akan kalah dengan keinginan untuk membeli barang lain yang sebenarnya tidak perlu, hanya karena tampilannya yang menarik atau menggemaskan.

Belum lagi ketika ada diskon atau promo. Biasanya, para ibu akan berpikir “wah, beli deh mumpung lagi diskon!” Sehingga kadang membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu hanya karena mumpung sedang ada diskon.

Anak akan tumbuh besar, sehingga kebutuhannya juga akan terus berubah. Untuk menghindari mubazir, tentu orangtua harus memiliki perkiraan keperluan apa saja yang harus terpenuhi berikut jumlahnya, sesuai dengan tahap pertumbuhan sang anak.

Nah, agar kebutuhan anak tetap terpenuhi tetapi juga bisa sekalian berhemat, berikut tips bagi Anda yang mau hemat belanja perlengkapan si kecil seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Buat Skala Prioritas Sebelum Berbelanja

Pastikan untuk membuat daftar kebutuhan bayi sesuai tingkat kepetingan dan juga perkiraan jumlahnya. Paling utama tentunya bayi membutuhkan pakaian seperti baju, celana, popok, bedong, sarung tangan, dan kaos kaki.

Karena pakaian untuk bayi baru lahir hanya akan muat hingga bayi berusia maksimal tiga bulan, beli saja secukupnya dan cuci dengan rutin agar bayi tidak sampai kehabisan pakaian.

Selain pakaian, bayi juga membutuhkan perlengkapan mandi seperti bak, sabun, sampo. Minyak telon, pelembab, juga diperlukan saat bayi selesai mandi.

Tisu basah juga diperlukan membersihkan kulit bayi yang sensitif terutama saat mengganti popok, dan pengoleskan krim anti ruam juga diperlukan agar tidak terjadi iritasi. Lalu, botol susu dan alat untuk mensterilkannya juga bisa masuk dalam daftar.

Menyusui bayi melalui botol dinilai cukup praktis ketika ibu memiliki jadwal yang padat, keadaan tidak memungkinkan untuk menyusui secara langsung, atau sedang tidak berada di dekat sang anak. Selain itu, jika dirawat dengan baik tentunya bisa bertahan lebih lama, dan dapat dimanfaatkan kembali jika memiliki rencana untuk memiliki anak lagi.

Supaya tidak terlalu banyak pengeluaran di awal, kebutuhan pendukung lain seperti sepatu dan stroller bisa dipenuhi setelah kebutuhan utama tercukupi. Setelah memasukkan daftar produk yang diperlukan, perkirakan pula jumlahnya.

Kemudian, coba perkirakan berapa bujet yang harus tersedia untuk kebutuhan tersebut. Dengan banyaknya toko online, tentu tidak sulit untuk mencari harga dari produk yang dibutuhkan, sehingga perkiraan anggaran dapat dibuat dengan baik.

2. Saat Berbelanja, Fokuskan Hanya pada Kebutuhan

Dijual dengan desain yang lucu, tentunya para ibu sering membeli kebutuhan bayi mereka lebih dari yang dibutuhkan karena suka dengan tampilannya. Bahkan, kadang barang yang sebenarnya tidak diperlukan pun akhirnya ikut terbeli.

Di sinilah skala prioritas yang sudah dibuat berperan penting. Fokuskan hanya untuk membeli kebutuhan dalam jumlah yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri dari membeli produk-produk yang kurang diperlukan.

Jika mulai tergoda untuk membeli produk di luar daftar, pikirkan baik-baik apakah produk tersebut akan sangat berguna atau tidak. Jika berguna tetapi tidak mendesak, maka rencanakan untuk membeli produk tersebut pada kesempatan selanjutnya.

Baca Juga: Siapkan Asuransi Kesehatan untuk Bayi Anda Sejak Dini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com