Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kebijakan Impor Beras 1 Juta Ton Tidak Logis

Kompas.com - 17/03/2021, 18:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini dinilai tidak tepat.

Pemerintah diminta untuk lebih banyak menyerap beras produksi petani lokal.

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa mengatakan, saat ini petani dalam negeri sedang memasuki masa-masa panen raya.

Baca juga: HKTI Minta Pemerintah Tak Gegabah Ambil Keputusan Impor 1 Juta Ton Beras

Badan Pusat Statisik (BPS) bahkan memperkirakan produksi beras lokal sepanjang Januari-April 2021 mencapai 14,54 juta ton, naik 26,84 persen atau 3,08 juta ton dari periode sama di tahun lalu yang sebesar 11,46 juta ton.

"Itu peningkatan produksi yang sangat besar. Jadi dari sisi itu kan enggak logis sama sekali keputusan impor ini," ujar Dwi kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Dwi mengatakan, seiring dengan masuknya masa panen raya, harga gabah di tingkat petani trennya menurun.

Berdasarkan pengamatannya di lapangan, isu keputusan impor beras semakin menekan harga gabah petani pada saat ini.

Selain karena memasuki masa panen, menurut Dwi, kebijakan impor beras yang diputuskan pada awal tahun tidaklah tepat.

Baca juga: Indonesia Langganan Impor Beras dari Negara Mana Saja?

Ia menilai, memutuskan impor atau tidak mestinya dilakukan pada bulan Juli atau Agustus.

Lantaran, pada periode itu sudah bisa diperkirakan produksi lokal memang sudah mencukupi untuk kebutuhan nasional hingga akhir tahun atau memang diperlukan impor.

"Kalau diimpor sekarang, katakanlah masuk 2-3 bulan lagi, itu kan stok pangan kita masih sangat mencukupi," kata dia.

Oleh sebab itu, Dwi menilai, kebijakan pemerintah untuk impor beras tidak tepat baik dari segi perancanaannya maupun keputusannya.

Ia menekankan, lebih baik pemerintah menyerap gabah petani lokal untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) ketimbang impor.

Baca juga: Ada Isu Impor Beras di Tengah Panen, Bagaimana Nasib Harga Gabah Petani?

Sebab, hingga Mei mendatang Indonesia masih memasuki masa panen.

"Daripada berpikir impor, serap gabah petani dari petani negara lain, lebih baik serap gabah dari produksi petani kita sendiri," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com