Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Pastikan Stok Beras Surplus dan Harga Stabil

Kompas.com - 18/03/2021, 15:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan stok beras di dalam negeri bakal surplus hingga akhir Mei 2021. Selain itu, tren harga beras dinilai terjaga stabil.

Ia menjelaskan, berdasarkan progonosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok Januari-Mei 2021, stok beras diperkirakan mencapai 24,90 juta ton. Stok beras ini berasal dari sisa stok tahun lalu 7,38 juta ton dan produksi dalam negeri 17,51 juta ton.

Sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,33 juta ton sepanjang Januari-Mei 2021. Artinya, neraca beras hingga akhir Mei akan surplus sebesar Rp 12,56 juta ton.

"Prognosa beras itu surplus. Ini terjadi karena pada Maret-April 2021 ini memasuki masa panen raya," ujar Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Perjanjian Impor 1 Juta Ton Beras Thailand Diteken Akhir Maret 2021

Oleh karena itu, pihaknya menjamin kebutuhan beras nasional akan tercukupi bahkan hingga Juni 2021. Seiring dengan stok yang terjaga, Syahrul pun menyakini harga beras akan stabil meskipun ada sedikit penurunan harga yang dinilai relatif kecil.

"Harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran di prediksi masih dalam kondisi cukup stabil hingga Juni 2021, walaupun terjadi dinamika harga relatif penurunan 0,1 persen-0,2 persen," jelasnya.

Menurut Syahul, berdasarkan perhitungan Kementan terhadap sebaran stok beras di minggu kedua Maret 2021 menunjukkan total stok mencapai sekitar 6,79 juta ton.

Secara rinci tersimpan di Bulog sebanyak 870.620 ton, penggilingan 1,26 juta ton, pegadang 617.574 ton, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) 33.791 ton, lumbung pangan masyarakat (LPM) 6.328 ton, rumah tangga 3,70 juta ton, serta hotel, restoran, kafe (horeka) 296.805 ton.

"Saat ini stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti Bulog, penggilingan, PIBC, dan lainnya terpasok mencapai lebih dari 6 juta ton," ungkap dia.

Baca juga: Pengamat: Kebijakan Impor Beras 1 Juta Ton Tidak Logis

Adapun kondisi surplus ini pun cukup berkebalikan dengan rencana pemerintah untuk membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini yang penugasannya akan dilakukan oleh Perum Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sempat menyatakan, langkah impor beras muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor,” ujar dia dalam rapat bersama Badan Legislasi DPR, Selasa (16/3/2021).

Sementara itu, Lutfi mengatakan, tujuan impor beras untuk menjaga cadangan atau iron stock. Stok beras ini akan dikeluarkan saat ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar untuk stabilisasi harga.

"Ini hanya akan dipakai pada hal-hal tertentu, untuk intervensi pasar. Artinya kalau harganya naik terus dan masyarakat sudah enggak mampu beli, yah kita harus intervensi, karena beras bahan pokok yang mesti diperhatikan dengan seksama," ujarnya dalam webinar Katadata, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Indonesia Langganan Impor Beras dari Negara Mana Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Whats New
BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com