Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI: Bank Besar Lebih Sulit Transformasi Digital, tetapi...

Kompas.com - 24/03/2021, 12:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, YB Hariantono mengakui, bank-bank besar yang sudah beroperasi puluhan tahun lebih sulit melakukan transformasi digital.

Hal ini berbanding terbalik dengan membentuk bank digital baru dari nol.

Bank yang baru dibentuk lebih mudah melakukan transformasi karena sudah menerapkan semua layanan dalam bentuk digital sejak awal.

Baca juga: OJK: Transformasi Digital Jadi Game Changer bagi Layanan Keuangan Nasional

"Bank besar pasti berat jalannya, membawa gajah atau dinosaurus bergerak," kata YB Hariantono dalam Indonesia Data and Economic Conference Katadata, Rabu (24/3/2021).

Beratnya bank besar melakukan transformasi tak lepas dari komponen yang dijalankan bank tersebut, baik dari sisi produk maupun layanannya.

Bank-bank besar biasanya menciptakan produk dan memasarkan sendiri produk buatannya.

Hal ini berbeda konteksnya dengan fintech. Fintech kebanyakan menjalin kolaborasi dengan perbankan untuk memasarkan produk bank tersebut.

Dengan kata lain, fintech tidak perlu menciptakan produk dan mencari customer based sendiri.

Baca juga: Pemerintah Jamin Penyiapan Fasilitas Ekonomi Digital di Indonesia

Dengan begitu, fintech tidak memiliki beban untuk mengoperasikan dan menciptakan produk.

"Mereka (fintech) hanya running digital platform. Tidak running produknya, tidak running konvensional platform. Jadi kalau dibilang bank/perusahaan konvensional pasti akan lebih berat, iya, dalam konteks itu," tutur Hariantono.

Namun, menurut dia, bank-bank besar ini punya kelebihan. Bank yang menciptakan dan mengoperasikan produknya sudah memiliki nasabah existing.

Jika ada transformasi digital, nasabah-nasabah ini akan sukarela dan mau tidak mau mengikuti langkah itu.

Sedangkan bank digital perlu membangun basis nasabah dari nol. Membangun pelanggan dari nol bisa dibilang bukan sesuatu yang mudah.

Baca juga: Sebut Alasan Bentuk Bank Digital, Founder Bank Jago: Sekarang Kita Bersaing di Era Digital

Nyatanya ungkap Hariantono, beberapa bank digital maupun fintech dunia yang sukses ada keterkaitan kuat dengan ekosistem pelanggan yang sudah terbentuk sejak awal.

Sebut saja WeBank-nya Tencent dan Ant Financial-nya Alibaba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com