Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Beras Bulog 1 Juta Ton, Buwas: Mari Bicara Pakai Data

Kompas.com - 28/03/2021, 19:31 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Stok beras Perum Bulog akhirnya mencapai angka 1 juta ton, yang merupakan batas aman beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, menjelaskan bahwa capaian ini tak lepas dari upaya jajarannya selama hampir sebulan penuh memantau pelaksanaan penyerapan gabah beras petani pada musim panen raya tahun ini.

Adanya stok beras 1 juta ton ini diungkapkan Budi Waseso di Jakarta, Minggu (28/3/2021) saat menutup Rapat Koordinasi Internal Perum Bulog bersama Pimpinan Wilayah Bulog seluruh Indonesia terkait strategi penyerapan gabah beras petani.

“Setelah berminggu-minggu semua Direksi Bulog turun ke sawah untuk memantau dan memastikan penyerapan produksi petani dalam negeri, per hari ini stok beras Bulog sudah tembus satu juta ton,” kata pria yang akrab disapa Buwas ini, dalam keterangan resminya.

Mantan Kabareskrim itu menyebut, realisasi penyerapan yang dilakukan Bulog sampai dengan akhir Maret tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.

Sampai dengan tanggal 26 Maret ini, Bulog sudah menyerap sebanyak lebih dari 180 ribu ton setara beras produksi dalam negeri dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Polemik Impor Beras: Lutfi Pasang Badan, Buwas Buka-bukaan, Jokowi Angkat Suara

Buwas menambahkan, serapan harian Bulog tahun ini rata-rata sudah mencapai 10 ribu ton per hari. Kinerja tersebut menurutnya akan cenderung meningkat lagi dalam beberapa minggu ke depan.

Mengenai polemik soal impor beras, Presiden Joko Widodo menegaskannya bahwa tidak ada impor beras hingga Juni 2021. Jokowi bilang, beras hasil panen petani akan diserap oleh Bulog.

Buwas juga buka suara terkait hal ini. Ia menegaskan, Bulog siap melaksanakan tugas yang diamanahkan pemerintah kepada institusinya.

Ia juga menyampaikan terimakasihnya kepada Presiden yang memberikan dukungan dalam melakukan penyerapan beras untuk stok pangan nasional.

Sejalan dengan itu, Buwas lantas mempertanyakan berbagai komentar miring yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan beras dengan baik.

Baca juga: Gaduh Impor Beras, Mendag Lutfi Pasang Badan: Salahkan Saya

“Yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan itu apa indikatornya? Mari bicara pakai data dan menggunakan pola berpikir system thinking bukan fatalistis. Jadi melihat suatu persoalan itu harus secara menyelruh dan saling terkait. Jangan jumping conclusion," ujar Buwas.


Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, latar belakang diputuskannya kebijakan impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Utamanya didorong stok beras cadangan Bulog yang rendah.

Lutfi mengatakan, Bulog memiliki penugasan untuk menjaga stok cadangan beras atau iron stock sebesar 1 juta-1,5 juta ton setiap tahunnya. Besaran angka stok itu merupakan prinsip dasar pemerintah sejak lama.

Cadangan beras ini diperlukan untuk kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar guna stabilisasi harga. Adapun pengadaan beras oleh Bulog itu bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Disinggung Jokowi untuk Jaga-jaga, Ini Data Impor Beras Asal Thailand dan Vietnam

"Jadi kalau memang ternyata penyerapan Bulog bagus, kita tidak perlu impor. Ada tahun-tahun kita tidak perlu impor, seperti saat 2019 dan 2020," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com