Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Renyahnya Pasar Milenial, Ramai-ramai Jadi Bank Digital

Kompas.com - 11/04/2021, 15:09 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

BESARNYA jumlah generasi milenial Indonesia yang notebene merupakan usia produktif merupakan pangsa pasar yang menggiurkan. Termasuk perbankan yang juga ingin mencicipi renyahnya potensi pasar generasi berusia 24-39 tahun tersebut.

Hasil Sensus Penduduk 2020 BPS menunjukan jumlah generasi milenial mencapai 69,38 juta atau sekitar 25,87 persen dari total penduduk Indonesia. Hanya kalah oleh generasi Z yang kelahiran 1997-2021 yang mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen.

Memang generasi muda akan menjadi bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada 2030. Dengan komposisi generasi milenial dan generasi Z yang mencapai usia produktif, maka lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan usia produktif. Bisa dibayangkan besarnya potensi pasar generasi muda Indonesia ini.

Karakteristik generasi muda yang digital savy alias nyaman dengan teknologi tentu membuat industri dalam hal ini perbankan harus ikut menyesuaikan diri supaya bisa tidak ketinggalan.
Laporan HootSuite, yang bertajuk "Digital 2021”, menunjukkan hal tersebut. Dalam laporan itu disebutkan bahwa, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa, naik 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Dari jumlah tersebut, pengguna internet Indonesia (usia 16 hingga 64 tahun) yang memiliki telepon seluler (ponsel) mencapai 98,3 persen.

Baca juga: Kerap Disebut Pesaing Fintech, Kenali Apa Itu Neobank

Adanya pandemi Covid-19, memang mendorong percepatan transformasi digital di masyarakat dan industri. Berbagai kebijakan untuk mencegah penularan virus corona ini menjadi katalis pesatnya pertumbuhan transaksi yang dilakukan secara digital. Mulai dari belanja daring hingga aktivitas keuangan secara digital tahun lalu menunjukan lonjakan.

Saat lapar, kita tinggal buka aplikasi di ponsel untuk memesan makanan. Saat membayar tak perlu jauh-jauh ke bank atau ATM, tingga buka ponsel, transaksi pun terjadi. Praktis, cepat, dan nyaman!

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, terdapat pergeseran perilaku nasabah dari datang ke bank menjadi ingin dilayani secara digital. “Di masa pandemi orang kan tidak mau melakukan transaksi-transaksi tatap muka, atau datang ke bank hanya untuk sekedar transfer dana atau buka rekening,” ucap dia mengutip diskusi yang digelar CNBC Indonesia pertengahan pekan lalu.

Dengan demikian, mau tidak mau perbakan harus siap. Menyediakan kebutuhan nasabahnya dengan layanan digital. “Kalau bank tidak mau move on, siap-siap saja ditinggalkan para nasabah,” cetus Heru.

Bank digital

Bak gayung bersambut, bank-bank pun bergerak untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan layanan digital. Indonesia bersiap menghadapi era bank digital atau neobank.
Menurut Heru dari 107 bank umum, bank-bank besar telah mentransformasi diri supaya bisa memberikan layanan digital. Selain itu, beberapa bank kelas menengah-kecil yang sudah meminta izin untuk berikan layanan digital. Dia mencontohkan antara lain Bank Jago dan Bank Digital BCA.

Era neobank akan memberikan semua layanan secara online dan tidak mengandalkan kantor cabang fisik. Nasabah cukup menggunakan ponsel dan koneksi internet untuk membuka rekening atau mengakses layanan keuangan lainnya.

Hal tersebut tentu berbeda dengan digitalisasi bank, semisal mobile banking, karena pihak bank masih mempunyai dan mengandalkan kantor cabang.

Di Indonesia hadirnya bank digital bisa dikatakan melalui dua pola.

Pertama, bank melakukan transformasi model, strategi, dan produk bisnis. Bank dengan pola ini misalanya Jenius (BTPN), digibank (DBS Indonesia), Wokee (Bukopin), hingga Nyala (OCBC NISP).

Kedua, bank yang sejak awal dibentuk sebagai bank digital. Untuk pola ini, setidaknya ada 3 bank yang bersiap melayani masyarakat tahun ini, yakni Bank Digital BCA, Bank Neo Commerce, dan Bank Jago. Ketiga bank ini pun langsung membidik milenial sebagai pangsa pasar mereka.

Baca juga: BCA Akan Luncurkan Bank Digital, Apakah Mirip Fintech?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com