Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Energi Terbarukan di Indonesia Besar, tapi Baru Dipakai 0,3 Persen

Kompas.com - 09/02/2022, 16:46 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangat besar yaitu mencapai 3.686 giga watt (GW).

Namun, pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan karena baru mencapai 0,3 persen.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia berasal dari energi surya, air atau hidro, bioenergy, angin, panas bumi (geothermal), dan gelombang laut.

Porsi terbanyak berasal dari energi surya yang potensinya mencapai 3.295 GW.

Baca juga: Realisasi Bauran Energi Terbarukan Tidak Capai Target

"Potensi energi terbarukan mencapai 3.686 GW dengan sebagain besar didominiasi enegri surya. Hingga saat ini pemanfaatannya masih rendah hanya 0,3 persen dari total potensi," ungkapnya dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2/2022).

Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan guna mencapai target nol emisi atau net zero emission pada 2060 mendatang.

Baca juga: Krisis Pasokan Batu Bara, Komisi VII DPR: Alarm Dorong Energi Terbarukan

2025 target bauran energi terbarukan 23 persen

Hal itu dilakukan dengan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan secara bertahap dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2060.

Arifin menjelaskan, hingga akhir 2021 bauran energi terbarukan telah mencapai 11,7 persen dari total energi nasional. Targetnya hingga 2025 mendatang penggunaan energi hijau tersebut bisa meningkat mencapai 23 persen.

"Untuk 2025 kami telah menetapkan energy mix, kami akan memproduksi lebih banyak energi terbarukan dalam bauran energi nasional," kata dia.

Baca juga: Investasi Energi Terbarukan Diproyeksi 1,44 Miliar Dollar AS, Capai 71 Persen dari Target

Pemerintah stop PLTU batu bara per 2030

Di sisi lain, pemerintah menetapkan mulai 2030 penambahan pembangkit listrik hanya berasal dari energi terbarukan. Tujuannya, untuk mengurangi penggunaan energi fosil secara bertahap hingga akhirnya di setop.

Itu artinya tak ada lagi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbasis batu bara mulai 2030. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi fokus dalam pengembangan energi terbarukan ke depannya. 

Baca juga: Aturan Baru PLTS Atap Terbit, Kini Pelanggan Bisa Ekspor Listrik 100 Persen ke PLN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com