Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Elon Musk Malas Bikin Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia

Kompas.com - 04/10/2022, 15:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai alasan bos Tesla Elon Musk malas untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia adalah karena sektor hulu yang masih bergantung pada batu bara.

“Itulah mengapa Tesla malas bikin pabrik di Indonesia, karena dia bingung, kenapa dia harus mempertanggungjawabkan pembiayaan yang basisnya adalah standar ESG,” ungkap Bhima di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Bhima menilai, Tesla akan sulit dalam mendapatkan pembiayaan untuk operasional jika supply chain masih bermasalah. Bhima menjelaskan, bauran data Kementeraian ESDM menyebut, sebelum pandemi hingga saat ini tidak ada perubahan yang signifikan.

Baca juga: Jadwalkan Bertemu Elon Musk Lagi, Luhut Bakal Tanya Kepastian Investasi Tesla

Dia menjelaskan, 60,5 persen bauran energi primer pembangkit listrik masih berasal dari batu bara, dan 80 persen lebih masih dari fosil. Atau secara garis besar, bauran energi primer dari EBT masih 12,3 persen.

“Tesla akan sulit mendapatkan pembiayaan untuk operational ketika supply chain masih bermasalah, terutama soal lingkungan. Itu membuat banyak perusahaan di ekosistem mobil listrik dan baterai ragu berinvestasi di Indonesia,” lanjut dia.

Bhima mengungkapkan, bauran energi yang bergantung dari batu bara menyebabkan keuangan PLN sempat mengalami masalah. Hal ini karena PLN harus menanggung oversupply dari pembangkit listrik yang dominasinya adalah batu bara.

Ketika harga batu bara mengalami kenaikan, menyebabkan risiko terjadinya black out listrik, karena eksportir batu bara lebih memilih menjual batu bara ke pasar ekspor dibangingkan mensupply kepada PLN.

Baca juga: Masih Cuankah RI Saat Tesla Hanya Beli Nikel Ketimbang Dirikan Pabrik?

“Jadi, itu faktanya kita enggak bisa move on dari batu bara. Tidak ada strategi untuk menurunkan oversupply listrik. Disuruh belu mobil listrik, kompor listrik padahal di hulunya tidak ada perbaikan yang signifikan,” lanjut dia.

Di sisi lain, fluktuasi harga batu bara dinilai bisa sebabkan pencemaran lingkungan, dimana industri masa depan seperti baterai dan kendaraan listrik bersih, ternyata energi primernya masih bersumber dari PLTU batu bara.

“Jadi seolah hilirnya mau dibersihkan, Tranjakarta pakai bus listrik, pernyatanyaannya adalah listriknya bersumber dari mana? Dari batu bara juga, dari BBM juga, dan dari diesel, maka enggak komperhensif,” lanjut dia.

Dengan ekosistem tersebut, Bhima khawatir akan terjadi masalah di belakang hari, utamanya pada daerah-daerah tempat pembuatan kendaraan listrik. Seperti misalkan di Sulawesi, dimana asal bahan baku kendaraan listrik diproduksi.

“Jadi nanti kedepannya, udara yang akan bersih itu di Jakarta, karena transportasi listriknya banyak menggunakan listrik. Tapi, saudara-saudara kita yang di Sulawesi tempat asal bahan baku kendaraan listrik, dampak ke penyakit ispa, bahkan bisa mengakibatkan korban kematian karena efek polusi yang diciptakan,” tegas dia.

Baca juga: Tesla Beli Nikel ke Perusahaan China di Morowali, Ekonom: Jelas Lecehkan Posisi Indonesia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com