Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Inflasi Pangan di NTT, 40.000 Bibit Cabai Disebar di Pulau Sumba

Kompas.com - 24/10/2022, 21:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 40.000 bibit cabai disebar untuk para petani se-daratan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Anakan cabai itu diberikan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT dan Pemerintah Provinsi NTT kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) empat Kabupaten di Pulau Sumba.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, pemberian 40.000 bibit cabai tersebut merupakan salah satu dari lima program unggulan untuk atasi inflasi pangan di NTT.

Baca juga: BI Sebut Percuma Ekonomi Tumbuh, Kalau Inflasi Tumbuh Lebih Tinggi

Viktor menjelaskan, program unggulan lainnya untuk pengendalian inflasi pangan NTT yakni komitmen perluasan kerjasama antar daerah, penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana dan prasarana pertanian hortikultura kepada kelompok tani, penanaman dan panen bersama komoditas hortikultura di lahan kelompok tani, dan penyerahan kredit merdeka oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT.

"Untuk komitmen perluasan kerjasama antar daerah baik dengan skema government to government (G to G) maupun business to business (B to B) dengan mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," ujar Viktor, Senin (24/10/2022).

Untuk 40.000 tanaman cabai lanjut Viktor, diberikan kepada rumah tangga tangga dan kelompok tani melalui tim penggerak PKK dan kelompok wanita tani, Aparatur Sipil Negara (ASN), pelopor penyuluh pertanian, serta mengikutsertakan peran Tentara Negara Indonesia (TNI) melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) di NTT.

Dia menyebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT juga turut melakukan Program Dedikasi untuk Negeri berupa penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sebagai dukungan peningkatan produktivitas pertanian melalui modernisasi dan digitalisasi pertanian kepada Kelompok Tani Prima Tani di Kecamatan Laura.

Kemudian, penanaman perdana komoditas hortikultura (cabai merah) di lahan kelompok tani Gokat Indah di Kecamatan Laura dan kelompok tani Kadughu Mopir di Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, serta panen bersama komoditas hortikultura (cabai rawit) di lokasi penanaman hortikultura Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya.

"Program kelima itu, penyerahan kredit merdeka oleh BPD NTT kepada kelompok tani guna mempermudah akses pembiayaan kepada kelompok petani, sehingga diharapkan terbentuknya kelompok petani yang kuat dan mandiri baik secara kelembagaan maupun secara finansial,"ujar Viktor.

Baca juga: BI Perkirakan Inflasi Oktober 2022 Capai 0,05 Persen, Ini Faktor Penyebabnya

Viktor berharap, lima program unggulan tersebut diharapkan akan mengakselerasi terbentuknya ketahanan pangan daerah dan nasional, serta berkontribusi pada pengendalian inflasi pangan.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, mengajak seluruh pihak di NTT, untuk menggelorakan semangat dan berjuang bersama dalam mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.

Hal tersebut lanjut Agus, mengingat saat ini Indonesia tengah dihadapkan pada berbagai tantangan seperti ketidakpastian ekonomi global dan risiko stagflasi.

Dia mengatakan, sinergi dan langkah bersama yang dapat ditempuh ditujukan untuk mengendalikan inflasi pangan pada 2022.

Kondisi ini karena inflasi pangan memiliki bobot yang cukup besar dari komposisi pengeluaran masyarakat, sehingga pengendalian inflasi akan memberikan dampak sosial yang besar untuk kesejahteraan masyarakat.

"Upaya sinergi antar daerah diperlukan untuk mencukupi kelangkaan pangan serta meningkatkan kapasitas produksi sebagai langkah antisipasi gejolak ketahanan pangan,"ujar Agus.

Baca juga: 9 Penyebab Terjadinya Inflasi di Suatu Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com