Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72 Persen, Pemerintah Jangan Lengah

Kompas.com - 08/11/2022, 10:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 sebesar 5,72persen (year on year/yoy). Kinerja itu melampaui pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen dan kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen.

Kendati demikian, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan, pemerintah tak boleh lengah meski kinerja perekonomian tumbuh positif. Sebab, risiko global yang tinggi bisa membuat indikator perekonomian balik memburuk.

"Masalahnya, indikator yang terkesan positif bisa berbalik arah di kuartal berikutnya dengan kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur, dan pelemahan kurs rupiah. Kondisi akan jauh berbeda, pemerintah tidak bisa lengah," ungkap Bhima kepada Kompas.com dikutip Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Airlangga Sebut Ekonomi RI Tumbuh Impresif, Jauh dari Resesi

Ke depan sebut dia, sektor yang masih diharapkan menyumbang pertumbuhan ekonomi adalah sektor informasi dan komunikasi, perdagangan, konstruksi, dan pertanian.

Adapun terkait tingginya pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022, menurut Bhima, realisasi itu tak lepas dari dampak low base effect atau basis yang rendah pada pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 yang sebesar 3,51 persen (yoy).

Saat itu laju ekonomi melemah karena adanya gelombang kasus Covid-19 dengan 26.000 kasus, dan disusul dengan kebijakan pembatasan sosial yang ketat. Sementara pada kuartal III-2022 ekonomi sudah mulai pulih, tak lagi ada pembatasan sosial.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal III yang melebihi ekspektasi terjadi karena low base effect atau basis yang rendah. Kuartal III tahun lalu terjadi gelombang kasus Covid-19 disusul pembatasan sosial ketat," jelas Bhima.

"Kalau sekarang mobilitas longgar wajar masyarakat kembali beraktivitas ekonomi. Kemudian motor dari harga komoditas ikut sumbang net ekspor," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pertumbuhan di kuartal III-2022 merupakan kinerja yang impresif, karena tetap mencatatkan kinerja yang positif di tengah pelemahan ekonomi global.

Pertumbuhan positif itu di topang dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,39 persen. Kemudian pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh sebesar 4,96 persen.

Sementara dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan mencapai 25,81 persen, serta akomodasi, makanan dan minuman yang tumbuh 17,83 persen. Pertumbuhan itu seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19.

Kendati demikian, ia mengungkapkan, pemerintah akan mewaspadai penurun harga komoditas dan pelemahan permintaan global. Sebab, selama ini perekonomian RI cukup diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas di pasar global.

"Tantangan ke depan yang perlu diwaspadai tentunya penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Meski Masih Jawasentris, Tapi Pertumbuhan Ekonomi Terbesar dari Indonesia Bagian Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com