Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

Vale Bangun Industri Nikel dengan Dana Rp 131 Triliun

Kompas.com - 01/12/2022, 11:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRODUSEN nikel terbesar di Tanah Air, PT Vale Indonesia Tbk (Vale) bersama Zhenjiang Huayou Cobalt Co., Ltd telah meresmikan groundbreaking megaproyek pengembangan pabrik nikel di Pomala, Sulawesi Tenggara pada 27, November, 2022. Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) itu membutuhkan dana investasi senilai Rp 67,5 triliun.

Proyek itu juga disebut mampu merekrut 12.000 pekerja untuk konstruksi proyek dan banyak rantai jaringan bisnis mendapat berkah dari pengembangan mega proyek tersebut. Proyek itu membuat denyut nadi pembangunan ekonomi daerah di Sulawesi Tenggara bergerak. 

Proyek HPAL milik Vale tersebut merupakan yang terbesar di Tanah Air dengan kapasitas 120.000 metrik ton per tahun. Tak salah jika Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan mengatakan, itu bukan proyek biasa, tetapi proyek luar biasa.

Baca juga: Bijak Mencermati Kontrak Tambang Vale Indonesia

Karena proyek itu mampu membangun sebuah ekosistem litium untuk baterai kendaraan listrik. Luhut mengatakan, kita tak bisa membangun baterai mobil listrik jika tak ada proyek HPAL yang akan memproduksi litium.

Proyek tersebut tentu sejalan dengan proyek yang akan dikerjakan Indonesia Batteray Corporation (IBC), yang akan membangun ekosistem mobil listrik. IBC adalah perusahaan patungan antara Pertamina (Persero), PLN (Persero), MIND ID, dan PT Aneka Tambang Tbk.

BUMN tambang seperti MIND ID, ANTM, PT Timah Tbk memang memiliki nikel, kobalt, dan tembaga untuk baterai kendaraan listrik. Namun, perusahaan BUMN tambang yang tergabung dalam IBC tak memiliki litium. Vale justru membangun proyek HPAL yang mampu membantu negeri ini membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik.

Dengan kontribusi semacam itu, diharapkan politisi di Senayan tak lagi gaduh terkait isu perpanjangan kontrak Vale. Orang yang paham perhitungan ekonomi dan korporasi akan mengatakan, jika proyeknya sudah groundbreaking dan jumlah dana investasi yang dikeluarkan sangat signifikan, pemerintah harus memperpanjang kontrak Vale.

Vale juga merupakan perusahaan Indonesia yang tercatat di pasar modal. Saham Vale 20 persen dimiliki publik di pasar modal. Selain itu, perusahaan tambang BUMN, MIND ID juga mengontrol 20 persen saham Vale. Jadi tak semestinya lagi ribut soal perpanjangan kontrak.

Bukan hanya Pomala

Kontribusi Vale untuk pengembangan sektor hilir nikel di Indonesia bukan hanya pada proyek HPAL di Pomala. Proyek di Pomala itu hanya sebagian kepingan proyek Vale untuk membantu pengembangan industri tambang di negeri ini.

Aktivitas pekerja di smelter PT Vale di Sorowako, Sulawesi Selatan. Gambar diambil pada 30 Maret 2019.AFP/BANNU MAZANDRA Aktivitas pekerja di smelter PT Vale di Sorowako, Sulawesi Selatan. Gambar diambil pada 30 Maret 2019.
Vale masih memiliki dua proyek besar lainnya dengan total investasi 8,5 miliar dolar AS (atau sekitar Rp 131 triliun). Dua proyek besar lainnya adalah proyek pembangunan smelter nickle pig iron (NPI) berkapasitas 74.000 matrik ton di Bahodopi, Sulawesi Tengah dan proyek HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan dengan kapasitas di atas 80.000 matrik ton.

Proyek RKEF di Bahodopi akan bermitra dengan Shandong Xinhai dan Baowu Steel dengan investasi senilai 2,1 miliar dolar. Sementara proyek HPAL di Sorowako adalah pengembangan dari proyek yang ada sekarang dengan dana investasi senilai 2 miliar dolar.

Jika tiga proyek besar Vale ini berjalan, Indonesia akan diuntungkan, bukan hanya dari pengembangan sektor hilir tambang dan pengembangan ekosistem mobil listrik, tetapi juga dari segi perekrutan tenaga kerja. Dalam hitungan kasar, tiga proyek ini akan mampu merekrut 30.000 tenaga kerja lokal.

Baca juga: Menimbang Keberadaan PT Vale Indonesia

Ini setara dengan proyek Grasberg milik PT Freeport Indonesia yang mampu merekrut tenaga kerja sebesar 30.000 orang dan ratusan kontrak. Ini sangat berarti di tengah situasi ekonomi dunia yang semakin tak menentu sekarang ini.

Selain itu, proyek Vale penting di tengah keengganan produsen nikel lain membangun pabrik HPAL untuk litium mobil listrik.

Proyek sebesar ini juga sulit kita dapatkan dari pengusaha di negeri ini. Produsen nikel dan perusahaan-perusahaan kecil domestik hanya mampu mengeksplorasi nikel di hulu tanpa membangun smelter di hilir. Produsen nikel lain hanya ingin mengeruk nikel dengan harga rendah dan tak membutuhkan ahli dalam bidang pertambangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com