Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BPJS Kesehatan: Dulu Ada Istilah Orang Miskin Dilarang Sakit, Sekarang Jarang Terdengar

Kompas.com - 30/01/2023, 18:06 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti mengatakan manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dirasakan banyak masyarakat Indonesia. 

Berkat itu kata dia, istilah orang miskin dilarang sakit yang dulu populer, kini sudah jarang terdengar.

"Kalau dulu, saya masih di Jogja itu ada buku (judulnya) Orang Miskin Dilarang Sakit. Waktu itu, banyak orang jual aset entah rumah, kerbau, sapi atau sawah itu sering. Sekarang, (istilah orang miskin dilarang sakit itu) jarang kedengaran," kata dia dalam acara Outlook 2023 Diskusi Publik 10 Tahun Program JKN, Senin (30/1/2023).

Baca juga: BPJS Kesehatan Bantah Bangkrut gara-gara Tanggung Biaya Medis Orang Kaya

Selama hampir satu dekade kata dia, program JKN telah mampu membuka akses pelayanan melalui perlindungan kesehatan kepada masyarakat.

Ali menyebutkan jumlah peserta BPJS Kesehatan telah meningkat signifikan dan kini mencapai 250 juta peserta.

Ia juga mengatakan, peserta yang paling banyak memanfaatkan layanan medis menggunakan BPJS Kesehatan bukan orang kaya, tapi masyarakat peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Bahkan kata dia, peserta PBI juga paling banyak menggunakan layanan medis penyakit jantung.

"Siapa yang paling banyak sebetulnya pakai BPJS? Ternyata data BPJS terbaru awal-awal itu betul ada salah alamat, orang miskin menyumbang orang kaya. Tapi sekarang rupa-rupanya yang paling banyak memanfaatkan BPJS kelompok dari segmen kepesertaan adalah PBI," ujarnya.

Baca juga: Waspada Penipuan Bermodus Tagihan BPJS Kesehatan lewat File APK


Lantaran manfaat BPJS Kesehatan yang besar, Ali mengatakan banyak negara yang tertarik dengan sistem BPJS Kesehatan karena merupakan program gotong royong dalam sistem asuransi kesehatan masyarakat.

"Saya baru (datang) dari Bangkok, mendarat kemarin, itu banyak negara sangat tertarik dengan BPJS Kesehatan sebagai sebuah program gotong royong yang langsung bisa dirasakan masyarakat luas. Single payer yang satu skema terintegrasi dan kelihatannya sulit nyari di banyak negara," ucapnya.

"Thailand sebagai contoh tempat pertemuan itu, sampai sekarang masih tiga sama seperti di Indonesia dulu ada Jamsostek, Askes, kemudian ada Jamkesmas. Jadi tantangannya program yang satu dengan yang lainnya masih berbeda," sambung Ali.

Baca juga: Ketahui, Ini Standar Baru Tarif Layanan Peserta BPJS Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com