Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Pemulihan Ekonomi Tahun Ini akan Dorong Kinerja Impor

Kompas.com - 19/02/2023, 20:48 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pemerintah dalam menjaga pemulihan ekonomi diperkirakan akan berpengaruh terhadap membaiknya kinerja impor. Sebab, jika ekonomi makin pulih, permintaan masyarakat pun akan kembali meningkat yang akhirnya berpengaruh pada meningkatnya impor.

Seperti yang sudah diketahui, kinerja impor menurun secara bulanan sejak September 2022 lalu. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor pada Januari 2022 sebesar 18,44 miliar dollar AS atau turun 7,15 persen secara month to month (MtM).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, potensi impor untuk bisa kembali tumbuh membaik relatif besar, apalagi jika dikaitkan dengan trend pemulihan ekonomi di tahun ini.

Baca juga: Perjuangan Industri Hotel Bertahan Hidup, Jual Makanan Bento hingga Sulap Kamar Jadi Kos-kosan

 

“Kita tahu bahwa impor didominasi oleh kebutuhan bahan baku industri dan seperti yang kita tahu industri merupakan salah satu komponen utama pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).

Sehingga, dengan proyeksi pemulihan ekonomi di tahun ini yang digerakkan salah satunya dari industri maka, Yusuf menilai, kinerja impor berpotensi akan kembali mengalami peningkatan. Terutama pada momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang akan terjadi sekitar Maret dan April 2023.

Yusuf mengatakan, meningkatnya aktivitas perekonomian ditopang oleh permintaan barang dan jasa dari masyarakat, sehingga secara otomatis akan menggerakkan aktivitas perindustrian.

Baca juga: BUMN SMF Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Semua Jurusan

 

Adanya geliat aktivitas di sektor perindustrian juga kemudian akan menggerek permintaan terhadap impor bahan baku terutama untuk menunjang aktivitas perindustrian tersebut.

“Selain itu, kalau kita lihat impor untuk barang konsumsi juga berpotensi meningkat terutama di bulan Ramadan lebaran nanti,” jelasnya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga sepakat kinerja impor ke depan akan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Januari 2023.

Menurutnya, kinerja impor pada bulan ini dan Maret akan meningkat karena pola musiman Ramadhan dan Idul Fitri. Bahkan, pola musiman impor pada periode tersebut diperkirakan akan kembali ke level pra pandemi Covid-19.

Baca juga: Cara Cek BI Checking secara Online via iDebku OJK

 

“Pola musiman impor tahun ini akan kembali ke pra-pandemi. Apalagi mobilitas masyarakat mulai normal. Meski catatannya impor tidak merata pulihnya, yang paling cepat adalah impor pangan, impor bahan baku untuk industri yang berkaitan dengan makanan minuman dan suku cadang otomotif,” kata Bhima.

Selain berharap dari rebound konsumsi domestik, Bhima bilang, impor juga dipengaruhi oleh pembukaan ekonomi China.

Bulan Desember 2022 lalu, impor total China masih minus 7,5 persen year on year (yoy), sehingga memengaruhi keputusan industri berorientasi ekspor untuk menambah bahan baku.

Baca juga: Promo Indomaret Berlaku hingga 28 Februari 2023, Ini Daftar Produknya

 

Akibat melemahnya impor bahan baku dan barang setengah jadi tersebut, maka akan memengaruhi prospek pemulihan industri manufaktur tahun ini.

“Kalau penurunan impor bulanan berlanjut, sementara bukan disebabkan industri mencari alternatif bahan lokal, artinya masih ada manufaktur yang tahan ekspansi. Imbasnya bisa ke serapan tenaga kerja terutama di sektor industri padat karya. Ini perlu diwaspadai karena mengganggu pemulihan ekonomi,” imbuhnya. (Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto) 

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ekonom Sebut Pemulihan Ekonomi Tahun Ini akan Dorong Kinerja Impor".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com