Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Percepat Integrated Farming, Kementan Dorong LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian Indonesia

Kompas.com - 27/02/2023, 15:09 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund (LLF) Partners untuk membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia.

“Kami berharap pertemuan ini bisa sama-sama membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia ke berbagai negara dan saya yakin UPLAND bisa mendukung program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks),” ungkap Prihasto dalam keterangan persnya, Senin (27/2/2023).

Hal tersebut disampaikan Prihasto Setyanto saat menghadiri pembahasan program The Development of Integrated Farming System In Upland Areas (UPLAND) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin.

Baca juga: Petani Keluhkan Pupuk Subsidi Mahal dan Sulit Didapatkan, Kementan: Harus Terdaftar di Simluhtan

Saat ini, Prihasto mengatakan, Indonesia tengah melakukan percepatan program modern berbasis integrated farming yang ada di 13 provinsi Indonesia.

Tak hanya itu, sambungnya, Indonesia juga tengah fokus melakukan penanaman hortikultura yang ada di dataran tinggi Indonesia dengan mengusung konsep ramah lingkungan.

Integrated farming sudah dikembangkan di 13 kabupaten. Adapun semua kabupaten ini dapat memperkuat proses dari hulu sampai hilir dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujar Prihasto.

Baca juga: Kementan dan BMKG Siapkan 2 Strategi untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund PartneR (LLF IsDB) untuk membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia. DOK. Humas Kementan Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund PartneR (LLF IsDB) untuk membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia.

Prihasto berharap, dukungan UPLAND mampu memperkuat posisi pertanian Indonesia agar bisa bertahan dari berbagai guncangan krisis dunia. Ia pun mengapresiasi proyek UPLAND yang dinilai telah berhasil mengoptimalkan penggunaan dataran tinggi di Indonesia.

“Saya menyampaikan apresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainnya melalui proyek UPLAND untuk optimalisasi dataran tinggi di Indonesia dan hasil rekomendasi ini akan terus ditindaklanjuti,” katanya.

Sebagai informasi, kegiatan UPLAND merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari pinjaman luar negeri dengan pemberi pinjaman yaitu Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Total pinjaman mencapai 120 juta dollar Amerika Serikat (AS) yang terdiri dari 70 juta dollar AS dari LLF Patners, termasuk Abu Dhabi Fund for Development, Bill and Melinda Gates Foundation, King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Islamic Solidarity Fund for Development, serta Fund for Development serta 50 juta dollar AS bersumber dari pinjaman IFAD.

Baca juga: Dukung Kelompok Kerja Pertanian, Sekjen Kementan Hadiri Kegiatan Side Event G20 India

Salah satu perwakilan IsDB Salah Jalessi mengucapkan terima kasih atas perhatian Indonesia terhadap ketahanan pangan dunia, khususnya terkait pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi.

Ia berharap, penguatan tersebut dapat diimplementasikan melalui beberapa kegiatan UPLAND yang bisa menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi Indonesia dan juga lembaga organisasi internasional.

“Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat petani dan pedesaan sudah sangat dirasakan dan perlu adanya perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program yang dapat dilihat progres di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan,” ujar Salah.

Durasi kegiatan UPLAND, menurut Salah, memiliki jangka waktu lima tahun, yakni pada 2020-2024 dengan fokus pada pengembangan 14 komoditas di 13 kabupaten.

“Sekali lagi kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia yang fokus pada mengembangkan 14 komoditas ini dalam program UNPLAND,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com