Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IEA: Pertumbuhan Energi Bersih Imbangi Kenaikan Emisi CO2

Kompas.com - 02/03/2023, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, emisi CO2 global mengalami kenaikan kurang dari yang diperkirakan pada tahun 2022. Hal ini didorong oleh pertumbuhan sumber energi bersih seperti matahari, angin, kendaraan listrik, dan pompa panas.

Emisi global dari energi naik kurang dari 1 persen tahun lalu ke level tertinggi baru atau lebih dari 36,8 miliar ton. Namun kenaikan emisi dibatasi oleh implementasi energi terbarukan, dan menekan konsumsi batu bara dan minyak. Sebagai perbandingan, emisi global dari energi naik 6 persen pada tahun 2021.

“Dampak krisis energi tidak menghasilkan peningkatan besar emisi global yang awalnya dikhawatirkan,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengutip CNBC, Kamis (2/3/2023).

“Ini berkat pertumbuhan luar biasa dari energi terbarukan, EV, pompa panas, dan teknologi hemat energi,” lanjutnya.

Baca juga: Jumlah Infrastruktur Kendaraan Listrik Bertambah Sepanjang 2022, Emisi CO2 Ditekan hingga 13,8 Juta Ton

Tanpa pertumbuhan energi bersih, kenaikan emisi tahun lalu diperkirakan bisa mencapai tiga kali lebih tinggi. IEA memperingatkan emisi tetap berada pada lintasan pertumbuhan yang tidak berkelanjutan. IEA juga mendorong upaya lebih kuat untuk beralih dari bahan bakar fosil.

“Perusahaan bahan bakar fosil internasional dan nasional menghasilkan rekor pendapatan dan perlu mengambil tanggung jawab mereka, sejalan dengan janji publik mereka untuk memenuhi tujuan iklim,” kata Birol.

“Sangat penting bagi mereka meninjau strategi mereka untuk memastikan mereka selaras dengan pengurangan emisi yang berarti,” tambahnya.

Baca juga: Emisi Karbon Pembakaran Sampah di Jabodetabek Setara Kebakaran 108.000 Hektar Hutan

 


Di sisi lain, emisi dari gas alam turun 1,6 persen tahun lalu karena pasokan gas yang terbatas. Ini juga diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina, dan gangguan perdagangan yang meluas. Namun kenaikan emisi dari batu bara sebesar 1,6 persen itu, mengimbangi penurunan gas alam.

Selain itu, emisi dari minyak juga mengalami kenaikan 2,5 persen, dimana sekitar setengah dari peningkatan tersebut berasal dari sektor penerbangan karena perjalanan udara terus pulih dari pandemi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com