Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Perdagangan Bursa Bakal Kembali Normal, Frekuensi Transaksi Bakal Terkerek

Kompas.com - 09/03/2023, 16:04 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) segera kembali normal atau seperti periode pra-pandemi Covid-19. Normalisasi ini dinilai berpotensi mengerek frekuensi transaksi serta volume saham yang diperjualbelikan.

Adapun transaksi di pasar saham nasional sejak awal tahun ini memang cenderung sepi. Hal ini terefleksikan nilai transaksi harian bursa yang jauh lebih rendah dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada pengujung tahun lalu sebesar Rp 14,7 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan, dengan jam perdagangan yang lebih panjang, maka frekuensi perdagangan berpotensi kembali meningkat. Ini kemudian mengerek volume serta nilai saham yang ditransaksikan.

"(Kenaikan jam perdagangan) itu sebenarnya bagus untuk meningkatkan volume perdagangan transaksi pasar saham Tanah Air," kata dia, dalam Media Day, di Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Baca juga: IHSG Parkir di Zona Hijau, 3 Saham Ini Jadi Top Gainers LQ45

Lebih lanjut Nafan menjelaskan, rendahnya frekuensi dan volume transaksi harian belakangan disebabkan oleh sikap wait and see investor. Para investor masih mencermati berbagai sentimen global, utamanya terkait arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Sebagaimana diketahui, pada awal tahun ini muncul harapan The Fed untuk mengurangi agresivitas kebijakan pengetatan moneter. Namun, belakangan The Fed memberikan sinyal untuk menahan laju kenaikan suku bunga acuannya, guna menyelesaikan inflasi di Negeri Paman Sam.

"Ini kan sesuatu ketidakpastian sehingga membuat volume transaksi menurun, jadi faktor eksternal juga sangat mempengaruhi," ujarnya.

Baca juga: Investor Asing Akhirnya Catat Net Buy, Saham-saham Ini Paling Diminati


Oleh karenanya, normalisasi jam perdagangan diharapkan dapat menjadi angin segar bagi pasar saham nasional. Frekuensi serta volume transaksi saham diharap dapat meningkat.

Selain normalisasi jam perdagangan, peningkatan frekuensi juga berpotensi meningkat seiring dengan maraknya aksi penawaran saham umum perdana atau IPO di BEI. Banyaknnya perusahaan yang melantai di bursa saham dinilai menarik perhatian investor untuk bertransaksi.

"Yang penting kinerja fundamental menjadi prospek yang positif ke depannya karena investor melihat prospeknya ya bagaimana kinerja perusahaan," ucap Nafan.

Baca juga: Cermati 3 Saham Pendatang Baru BEI, Kompak Melesat Sampai Sentuh ARA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com