Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun Tipis, Harga Minyak Dunia Masih di Atas 90 Dollar AS

Kompas.com - 11/04/2023, 07:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia melemah tipis pada penutupan perdagangan Senin (10/4/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, usai mengalami kenaikan selama tiga minggu berturut-turut.

Pelemahan itu didorong kekhawatiran pasar terhadap kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang dapat berdampak pada permintaan minyak.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 0,2 persen atau 96 sen AS menjadi sebesar 84,58 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,1 persen atau 94 sen AS menjadi sebesar 79,74 dollar AS per barrel.

Baca juga: Profil Meranti, Kabupaten Kaya Minyak tapi Paling Miskin di Sumatera

Data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis pada Jumat lalu, menunjukkan bahwa data penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 236.000 pekerjaan di Maret 2023, sedikit di bawah perkiraan ekonomi yang mencapai 239.000 pekerjaan.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa kenaikan upah tahunan melambat, dan tetap terlalu tinggi untuk mencapai target inflasi The Fed kembali ke 2 persen.

Kondisi pasar tenaga kerja yang masih terlalu ketat bagi The Fed untuk menurunkan inflasi, membuat dollar AS naik. Lantaran data tersebut meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut.

Adapun dollar AS yang menguat membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga dapat membebani permintaan.

Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat mengekang permintaan itu, menyeimbangi prospek pasar terkait pasokan yang lebih ketat karena kebijakan pemangkasan produksi oleh OPEC+.

Analis memperkirakan pergerakan harga minyak sepekan ke depan akan sangat dipengaruhi oleh data inflasi AS melalui indeks harga konsumen dan indeks harga produsen yang bakal rilis di minggu ini.

"Kami memperkirakan perdagangan minggu ini akan sangat dipengaruhi oleh data inflasi yang kemungkinan akan menghidupkan kembali momok suku bunga yang lebih tinggi yang dapat memperkuat dollar AS,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Harga minyak dunia sempat melonjak lebih dari 6 persen pada perdagangan Senin pekan lalu, usai OPEC+ secara mengejutkan memutuskan memangkas produksi minyak sebesar 1,16 juta barel per hari (bpd) mulai Mei 2023.

Pergerakan harga minyak juga sempat mendapat dukungan dari penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih curam dari perkiraan, serta penurunan stok bensin dan sulingan, yang mengisyaratkan meningkatnya permintaan.

Baca juga: Wall Street Ditutup Mayoritas Hijau, Saham-saham Teknologi Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com