Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Proyeksi Kinerja Ekonomi Inggris Jadi yang Terburuk Tahun Ini

Kompas.com - 12/04/2023, 17:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan, Inggris akan menjadi salah satu negara dengan kinerja terburuk tahun 2023.

IMF menyebut, kinerja ekonomi Inggris pada 2023 akan menjadi yang terburuk di antara 20 ekonomi terbesar (G20), termasuk di dalamnya Rusia yang terkena sanksi.

IMF memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut tahun ini. Hal itu masih lebih baik karena ada peningkatan kecil dari perkiraan IMF sebelumnya.

IMF meramalkan, Inggris akan mengalami penurunan tahun ini dan berada di bawah anggota G7 atau kelompok tujuh negara ekonomi maju terbesar di dunia, yang mendominasi perdagangan global dan sistem keuangan internasional.

Baca juga: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Jadi 5 Persen

Padahal, Inggris menduduki puncak grup pada tahun 2022 selama rebound pandemi.

"Harga gas yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan kinerja perdagangan yang lamban sebagai alasan kinerja ekonomi yang lemah," ujar peneliti IMF dikutip dari BBC, Rabu (12/4/2023).

IMF memprediksi ekonomi Inggris akan menyusut 0,3 persen pada 2023 dan kemudian tumbuh 1 persen 2024.

Meskipun Inggris diperkirakan memiliki kinerja ekonomi terburuk tahun ini, prediksi terbaru IMF sedikit lebih baik dari ekspektasi sebelumnya yang menyebut ada kontraksi 0,6 persen yang dibuat IMF pada bulan Januari.

Baca juga: Luhut ke IMF: Kalian Jangan Macam-macam...

Menanggapi hal tersebut, Kanselir Jeremy Hunt mengatakan, perkiraan pertumbuhan dari IMF telah meningkat lebih tinggi dari negara G7 lainnya.

"IMF sekarang mengatakan kami berada di jalur yang benar untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan tetap berpegang pada rencana kami akan mengurangi lebih dari separuh inflasi tahun ini, mengurangi tekanan pada semua orang," terang dia.

Namun begitu, menteri bayangan Partai Buruh Rachel Reeves menerangkan, proyeksi tersebut justru menunjukkan seberapa tertinggal Inggris di panggung global.

Di sisi lain, sejumlah pihak menilai peluang resesi di Inggris tahun ini menurun. Perekonomian biasanya dikatakan berada dalam resesi jika menyusut selama dua periode tiga bulan berturut-turut.

Sementara itu, bank-bank sentral di Inggris, AS, Eropa, dan negara-negara lain telah menaikkan suku bunga untuk melawan laju kenaikan harga, atau dikenal sebagai inflasi.

Di Inggris, inflasi berada pada titik tertinggi selama hampir 40 tahun karena kenaikan harga energi dan melonjaknya harga makanan.

Sebagai tanggapan, Bank of England telah menaikkan suku bunga, dan bulan lalu menaikkannya menjadi 4,25 persen.

Namun begitu IMF mengatakan, peningkatan suku bunga riil baru-baru ini cenderung bersifat sementara.

Baca juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Kuat meski IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com