Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: Kasus PO iPhone Rihana-Rihani Pakai Skema Ponzi

Kompas.com - 08/06/2023, 11:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan modus penipuan pre-order (PO) iPhone yang dilakukan dua wanita kembar Rihana-Rihani adalah menggunakan skema ponzi atau investasi bodong dalam aksi penipuannya.

Kepala Biro Humas PPATK Natsir Kongah mengatakan, skema ini paling sering digunakan untuk kasus kejahatan penipuan.

"Iya modus operandinya skema ponzi, seperti itu banyak digunakan dalam kejahatan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Bareskrim: Kalau Lo Nyari Orang Lalu Dapat Bonus, Itu Skema Ponzi, Tinggalkan!

PPATK pun mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dengan tawaran investasi yang tidak masuk akal.

"Produk dengan harga tidak wajar ataupun dari pihak-pihak yg tidak memiliki legitimasi usaha yang jelas tanpa ijin, badan hukum harus ditolak," ungkapnya.

Sementara itu ihwal kasus penipuan yang dilakukan dua wanita kembar itu, Natsir mengatakan, PPATK telah memerintahkan Penyedia Jasa Keuangan (PJK) bank untuk melakukan penghentian sementara transaksi pada rekening milik RA dan RI.

"Penghentian transaksi dilakukan di rekening RA da RI pada 21 PJK Bank. Dari Hasil analisis sementara, diketahui RA dan RI melakukan transaksi tunai bernilai signifikan yang diduga sumber dananya berasal dari penipuan yang mereka lakukan," jelas Natsir.

"Modus transaksi tunai tersebut diindikasikan untuk memutus mata rantai transaksi dan mempersulit pelacakan," sambung Natsir.

Baca juga: Apa Itu Skema Ponzi, Cara Kerja, dan Contoh Kasusnya

Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan menerima laporan soal dugaan penipuan dengan modus pre-order iPhone yang dilakukan "Si Kembar" RA dan RI.

Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengungkapkan, setidaknya ada lima laporan yang masuk dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir.

"Terkait dengan penipuan barang-barang elektronik merek Apple, kami dari Polres Metro Jakarta Selatan telah menerima laporan dari korban dan saat ini masih dalam proses penyidikan," ujar dia di kantornya, Rabu (7/6/2023).

Yossi mengatakan, lima korban menderita kerugian dengan nominal beragam

Kerugian yang paling besar diketahui menyentuh angka miliaran rupiah. "Kerugian bervariasi, ada yang ratusan juta hingga ada di atas Rp 1 miliar. Jadi tidak seragam," ungkap dia.

Baca juga: Polisi Ungkap Modus Penipuan Preorder iPhone oleh Si Kembar Rihana Rihani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com