Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pefindo Beberkan Penyebab Perusahaan "Rem" Penerbitan Surat Utang

Kompas.com - 18/07/2023, 20:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penerbitan surat utang.

Secara keseluruhan, per semester I-2023 penerbitan surat utang di Indonesia mencapai Rp 45,99 triliun.

Angka tersebut turun 36,77 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Niken Indriasih mengatakan, salah satu faktor yang memengaruhi perusahaan mengerem penerbitan surat utang adalah karena masih adanya ketidakpastian global yang tinggi akibat ketegangan politik Rusia-Ukraina dan Amerika Serikat-China.

Baca juga: Pahami, Ini Pengertian Surat Utang Negara dan Jenisnya

Selain itu, banyaknya negara yang masih berusaha menekan inflasi, dan kekhawatiran masih akan ada kenaikan suku bunga di semester II-2023 juga menjadi faktor lain.

"Meskipun bersifat internasional, tapi dari sisi stakeholders melihat pasti nanti akan berpengaruh juga dari sisi global demand and supply-nya," ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (18/7/2023).

Ia menambahkan, nilai surat utang yang jatuh tempo di 2023 ini tidak sebesar 2022. Dengan begitu, tingkat penerbitan surat utangnya juga relatif lebih rendah.

Selain itu, para pengusaha juga masih cenderung melakukan strategi untuk menunggu (wait and see) arah kebijakan terkait dengan akan adanya pemilu pada 2024 mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist Pefindo Suhindarto mengungkapkan, faktor eksternal masih didominasi oleh adanya kemungkinan Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga kembali di semester II-2023 ini.

Baca juga: Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 13 Triliun

Ia bilang, dengan kenaikan suku bunga biaya penerbitan surat utang dapat membengkak dibandingkan semester I-2022 dengan suku bunga sekitar 3,5 persen.

"Itu membuat perusahaan menunda penerbitan surat utangnya," tandas dia.

Sebagai informasi, sektor yang paling banyak menerbitkan surat utang pada semester I-2023 adalah multifinance Rp 15,11 triliun.

Surat utang multifinance didominasi oleh obligasi atau bonds sebesar Rp 13,6 triliun dan sukuk sebesar Rp 1,5 triliun.

Di sisi lain, sektor modal ventura menjadi yang paling sedikit meluncurkan surat utang. Penerbitan surat utang nasional modal ventura pada semester I-2023 Rp 240 miliar.

Baca juga: Tingkat Imbalan Sukuk Negara yang Dilelang Pemerintah pada Pekan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com