Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Tokopedia Terapkan Biaya Layanan, untuk Mendorong Bisnis "E-commerce" Berkelanjutan

Kompas.com - 31/08/2023, 17:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Penambahan biaya layanan pada beberapa e-commerce nyatanya tidak berdampak buruk jumlah pelanggan. Justru hal ini dinilai dapat mendorong bisnis e-commerce secara berkelanjutan.

Kepala Divisi Corporate Affairs Tokopedia Antonia Adega mengatakan, kebijakan tersebut memiliki dampak jangka panjang pada ekosistem Tokopedia.

“Biaya layanan ini merupakan kebijakan untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi seluruh pihak di ekosistem Tokopedia, pembeli, penjual, stekholder lain dan mitra. Ini merupakan kebijakan perusahaan untuk memberi dampak positif jangka panjang demi keberlanjutan kita,” kata Antonia di Yogyakarta, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Hyperlocal Tokopedia Dongkrak Pertumbuhan Transaksi 2,5 Kali Lipat di Yogyakarta

Dia mengatakan, penerapan biaya jasa aplikasi merupakan kebijakan perusahaan demi memberikan dampak positif secara jangka panjang kepada seluruh pihak di dalam ekosistem, termasuk pengguna Tokopedia.

Selain itu, Tokopedia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, biaya layanan yang diberlakukan tidak berlaku untuk beberapa transaksi, seperti produk keuangan, fitur beriklan TopAds, hingga zakat.

“Biaya jasa aplikasi tidak berlaku untuk transaksi produk keuangan, fitur beriklan TopAds, zakat dan donasi, kecuali transaksi pembulatan emas atau donasi dan pulsa yang disertakan dalam pembelian produk fisik,” ungkap dia.

Baca juga: Tokopedia Catat Kenaikan Jumlah Penjual Online 2 Kali Lipat sejak 2019


Sebelumnya, pada laporan SleekFlow, “Kenaikan Fee di Marketplace: Customer Loyalty dan Strategi Bagi Pebisnis 2023”, tercatat 91 persen konsumen marketplace tidak melakukan pembelian di toko yang sama.

Perusahaan platform omnichannel social commerce itu mencatat, beberapa marketplace saat ini mulai mengenakan biaya jasa layanan kepada para konsumennya, pada kisaran angka Rp 1.000 sampai dengan Rp 2.000 per transaksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com