Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Dinilai Bisa Perlebar Kesenjangan di Masyarakat

Kompas.com - 08/09/2023, 19:59 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, perubahan iklim telah memperlebar kesenjangan di tengah masyarakat. Hal itu telah menyebabkan masyarakat kalangan bawah terjebak dalam kondisi yang memprihatinkan. 

Arsjad Rasjid menuturkan, manifestasi kesenjangan itu adalah ancaman gizi buruk yang telah menjangkau lebih dari 149,2 juta anak di bawah usia lima tahun. Sementara itu, negara-negara berkembang menanggung beban yang jauh lebih berat daripada negara maju, akibat bencana, penyakit, konflik sumber daya, dan perdagangan manusia.

Menurut dia, Bank Dunia memprediksi pada 2050 lebih dari 140 juta orang di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin akan menjadi pengungsi karena bencana perubahan iklim yang ekstrem. Sementara itu, penyumbang emisi terbesar saat ini berasal dari negara-negara maju, seperti Amerika Serikat sekitar 25 persen dan Uni Eropa sebesar 22 persen.

“Dihadapkan pada kesenjangan yang mengakibatkan derajat kemanusiaan sebagian penduduk bumi terlempar dan terancam, kita perlu bertindak sekarang. Kesenjangan yang diperburuk oleh ancaman pemanasan global itu terkait erat dengan sistem yang kita bangun saat ini. Harus ada perubahan dan gerakan ini harus dimulai dari sekarang. Ini yang melandasi lahirnya Gerakan 5P Indonesia,” ujar Arsjad dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim, PBB Minta Bunga Pembiayaan Lebih Rendah untuk Negara Berkembang

Arsjad Rasjid menjelaskan, Gerakan 5P ingin mengajak masyarakat global untuk beralih dari pendekatan pembangunan yang murni ekonomi kepada pendekatan berbasis nilai. Tanpa nilai, tidak ada kemajuan yang berkelanjutan.

Pasalnya, wacana ekonomi kontemporer seringkali mengabaikan topik-topik penting, terkait nilai-nilai etis, keyakinan agama, aspirasi generasi muda penerus masa depan, atau aspirasi dari komunitas akar rumput.

“Gerakan ini ingin mendefinisikan kembali kemajuan, dan memastikan kemajuan itu tercapai secara etis, inklusif, dan berkelanjutan dengan menanamkan perdamaian, harmoni, dan toleransi,” kata dia.

Dia menambahkan, gerakan 5P mengusung lima tujuan, yakni Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Masyarakat), Planet (Bumi), dan Partnership (Kolaboratif Inklusif).

Baca juga: Negara ASEAN Punya Potensi Besar Mitigasi Risiko Perubahan Iklim

Arsjad menuturkan, setelah diluncurkan 5P, Indonesia akan terlibat aktif pada event COP-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November hingga Desember mendatang. Melalui Alva Motor, kendaraan listrik buatan Indika Group, bakal menjadi kendaraan resmi untuk mempromosikan COP-28 melalui kampanye “10.000 kilometers for good energy.”

Alva Motor menjadi kendaraan yang akan menempuh perjalanan 10.000 kilometer, untuk menunjukkan keseriusan global dalam mewujudkan transformasi energi hijau melalui kendaraan listrik.

“Misi kami adalah menciptakan pertumbuhan yang inklusif, di mana setiap komunitas, setiap generasi muda, dan setiap agama menjadi pemangku kepentingan. Bagi kami, itu adalah arti dari kesejahteraan yang sesungguhnya,” ucap dia.

Baca juga: Kepala Bappenas: Sepanjang 2020-2024, Perubahan Iklim Berpotensi Rugikan Ekonomi RI Rp 544 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com