Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Meningkat, Bursa Saham AS Berakhir di Zona Merah

Kompas.com - 04/10/2023, 06:46 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (2/10/2023) waktu setempat. Pergerakan saham di bursa AS dibayangi oleh kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed.

Saham-saham anjlok pada hari Selasa karena imbal hasil Treasury AS mencapai level tertinggi sejak tahun 2007, meningkatkan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan membekukan pasar perumahan dan membawa perekonomian ke dalam resesi.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 430,97 poin, atau 1,29 persen dan menjadi hari terburuk sejak Maret. Indeks yang berisi 30 saham itu mengakhiri hari di level 33.002.38. S&P 500 turun 1,37 persen, dan menyentuh level terendah sejak Juni, dan berakhir pada posisi 4.229.45. Nasdaq Komposit juga melemah 1,87 persen, dan berakhir pada 13.059.47.

Baca juga: Krungsri dan Adira Finance Rampungkan Akuisisi Saham Home Credit Indonesia

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun menyentuh level 4,8 persen atau merupakan yang tertinggi dalam 16 tahun. Imbal hasil acuan tersebut telah melonjak dalam sebulan terakhir karena Federal Reserve berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 30 tahun mencapai posisi 4,9 persen, dan juga merupakan yang tertinggi sejak 2007. Sementara itu, tingkat rata-rata hipotek tetap untuk tenor 30 tahun yakni, mendekati 8 persen.

Kepala investasi di Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli mengatakan, penurunan musiman merupakan hal yang cukup normal bagi pasar sepanjang bulan September dan Oktober. Namun, dengan adanya kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong lebih banyak penurunan pada saham.

Baca juga: Simak Tips Cuan Beli Saham ala Lo Kheng Hong

“Ancaman terhadap ekuitas lebih disebabkan oleh sisi suku bunga. Kita benar-benar perlu melewati aksi jual obligasi ini, dan menemukan semacam keseimbangan di pasar obligasi, sebelum kita berpikir bahwa saham akan mampu mencapai titik terendahnya,” katanya.

“Kenaikan imbal hasil menimbulkan hambatan besar bagi ekuitas,” menurut Alex McGrath, kepala investasi di NorthEnd Private Wealth.

Saham-saham yang diperdagangkan berbanding terbalik dengan imbal hasil obligasi sepanjang hari yang bergerak semakin rendah seiring kenaikan suku bunga. Katalis terbaru untuk kenaikan suku bunga adalah rilis survei lowongan pekerjaan bulan Agustus pada hari Selasa, yang menandakan pasar tenaga kerja yang ketat.

Baca juga: AllianzGI Luncurkan Reksa Dana Saham Syariah Berbasis Dividen, Ini Kelebihannya

Survei menunjukkan 9,6 juta peran terbuka pada bulan tersebut. Sementara itu, ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan akan ada 8,8 juta lapangan pekerjaan. Pasar tenaga kerja yang kuat memungkinkan The Fed untuk memperketat kebijakannya tanpa khawatir kebijakannya akan terlalu berlebihan.

Saham-saham yang paling dirugikan akibat kenaikan suku bunga dan potensi resesi memimpin kerugian hari ini. ETF Pembangun Rumah SPDR S&P (XHB) turun lebih dari 2 persen dengan jatuhnya saham Home Depot dan Lowe. Goldman Sachs dan American Express merupakan saham dengan kerugian terbesar dalam indeks Dow.

Nama-nama perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Microsoft juga melemah karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi mengurangi antusiasme terhadap perdagangan saham-saham yang sedang berkembang dengan janji pendapatan yang lebih tinggi di kemudian hari.

Baca juga: Apa Itu Reksadana Saham? Pahami Pengertiannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com