KOMPAS.com - Desa Bunta di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah punya sejarah sendiri dalam meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Perubahan besar terjadi sejak kehadiran PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).
Perusahaan tersebut mengoperasikan pabrik pemurnian bijih nikel dengan berkomitmen menerapkan prosedur keamanan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan operasionalnya untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja.
Prosedur keamanan kerja PT GNI dilakukan secara sistematis agar berjalan optimal sesuai pola manajemen baku, berbasis risiko, bisa diaudit, dan mencakup seluruh kegiatan pencegahan kecelakaan.
Baca juga: Torehan PT GNI terhadap Pembangunan Morowali Utara dan Keselamatan Karyawan
Selain menjamin keamanan karyawan, PT GNI juga berkomitmen memberikan nilai tambah, khususnya kepada masyarakat yang tinggal di Desa Bunta. Keberadaan PT GNI inilah yang dinilai masyarakat telah membantu meningkatkan taraf kehidupan mereka.
Salah satu pedagang sayur di Pasar Bunta, Misriawati Tosae, mengisahkan perbedaan kondisi ekonominya dulu dan sekarang. Sebelum kedatangan PT GNI, kata dia, Pasar Bunta sepi penjual dan pembeli. Bahkan, ia hanya mampu membawa pulang Rp 50.000 per hari dari hasil jualan.
Namun, setelah kedatangan PT GNI, omzet penjualannya pun bertambah. Keberadaan perusahaan pengolah nikel tersebut mendatangkan efek berganda dan mampu meningkatkan kesejahteraan pedagang.
“Saya berharap, semoga PT GNI semakin sukses dan berkembang sehingga Pasar di Desa Bunta juga berkembang dan ramai,” kata Misriawati.
Tak hanya Misriawati, Rizal yang berdagang pakaian di Pasar Desa Bunta sejak 2016 juga merasakan hal serupa. Keberadaan PT GNI telah meningkatkan omzetnya karena banyak karyawan perusahaan itu membeli pakaian di tokonya.
“Harapan saya, semoga PT GNI merekrut lagi lebih banyak karyawan. Dengan jumlah karyawan yang lebih banyak, Pasar Desa Bunta jadi tambah ramai,” ujar Rizal.
Cerita dari dua pedagang di Pasar Desa Bunta hanya sekelumit kisah dari dampak ekonomi yang dihasilkan karena keberadaan PT GNI. Kepala Desa Bunta Christol Rizal Lolo bercerita bahwa sejak beroperasi di Desa Bunta pada 2019, PT GNI telah berkontribusi terhadap perekonomian daerah dan penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.
Untuk diketahui, jumlah pekerja di PT GNI berjumlah 12.000. Ke depan, jumlahnya diprediksi meningkat menjadi puluhan ribu pekerja.
Baca juga: Komitmen PT GNI Dukung Keselamatan Kerja Karyawan dan Berkontribusi untuk Dunia Pendidikan
Peningkatan warga lokal yang kini bekerja di PT GNI memengaruhi perputaran roda perekonomian masyarakat sekitar. Saat ini, puluhan rumah kos-kosan di sekitar kawasan operasional PT GNI sebagai dampak kehadiran perseroan di Desa Bunta.
“Dahulu, Desa Bunta hanya memiliki satu BRILink, sedangkan sekarang sudah memiliki tujuh BRILink,” ujar Christol.
PT GNI, lanjut Christol, juga turut berkontribusi dalam perbaikan membangun berbagai sarana penunjang mobilitas warga, mulai dari akses jalan, Pembangunan jembatan, dan kontribusi lainnya untuk memperlancar aktifitas warga.
Selain penciptaan lapangan kerja, PT GNI juga memberikan bantuan usaha kepada masyarakat sekitar. Bantuan ini turut dirasakan manfaatnya oleh pembudidaya lobster di Kabupaten Morowali Utara, Andri Muhammad Sondeng.