Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti India dan Brasil, RI Bakal Bangun Perkebunan Tebu Terbesar

Kompas.com - 12/10/2023, 05:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun Estate Sugar Cane alias perkebunan tebu terbesar di Indonesia. Proyek ini untuk mencukupi kebutuhan produksi gula dan etanol di dalam negeri.

Rencana pembangunan proyek Estate Sugar Cane ini diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Menurutnya proyek perkebunan tebu terbesar di Indonesia sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saat ini kita sedang mendorong Indonesia membangun Estate Sugar Cane," ungkap pria yang akrab disapa Tiko itu dalam acara HSBC Summit 2023 di Hotel St. Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Ia menuturkan, pembangunan Estate Sugar Cane berkaca pada dua negara yakni Brasil dan India yang sudah lebih dulu mengembangkan perkebunan tebu raksasa. Keduanya memanfaatkan tebu untuk kebutuhan produksi gula dan etanol.

Baca juga: Ini Salah Satu Biang Kerok Harga Gula Naik Beberapa Hari Terakhir

Etanol atau bioetanol sendiri merupakan bahan bakar bersih yang dihasilkan dari molasses tebu. Dengan demikian, ketersediaan tebu diperlukan untuk mendorong program transisi energi di dalam negeri.

Tiko bilang, Brasil sudah menerapkan etanol sebesar 27 persen, alias percampuran bahan bakar fosil dengan 27 persen etanol. Bahkan, Brazil sudah mengembangkan mesin untuk mendukung penerapan etanol hingga 100 persen.

"Ini salah satu pathway yang kita diskusikan, dan Pak Presiden sangat mendukung untuk mempercepat pembangunan Estate Sugar Cane agar kita tidak hanya menjadi penghasil gula tapi juga etanol," ungkapnya.

Adapun saat ini Indonesia sudah mulai menerapkan etanol sebagai campuran bahan bakar fosil, yakni Pertamax Green 95. Bahan bakar ini merupakan hasil percampuran Pertamax dengan 5 persen etanol atau E5.

PT Pertamina (Persero) berencana untuk lebih lanjut mengembangkan BBM ramah lingkungan melalui percampuran Pertalite dengan 7 persen etanol atau E7, yang diberi nama Pertamax Green 92.

Baca juga: Luhut Sebut Pertamina Jajaki Kerja Sama Impor Tebu dari Brasil

Pertamax Green 92 diusulkan untuk mengganti Pertalite sebagai BBM bersubsidi yang memiliki nilai oktan rendah yakni RON 90.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, dalam pengembangan etanol untuk energi bersih perlu memperhatikan ketersediaan tebu. Sebab, akan membutuhkan etanol dalam jumlah besar.

Terlebih, pemanfaatan tebu juga diperlukan untuk memenuhi produksi gula di dalam negeri. Maka perlu untuk melakukan pengembangan kebun tebu terlebih dahulu.

"Kita harus kembangkan kebun tebu, kemudian maksimalkan produksi gula dalam negeri, ya itu berkembang terus. Nanti kalau ini berkembang, kelebihannya bisa kita bikin etanol atau memang ada yang special area dedicate untuk memang bangun etanol industri," ujar Arifin saat ditemui di St. Regis, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Pedagang Minta Semua E-commerce Ditutup, Teten: Itu Ekspresi Kemarahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com