Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali Nilai El Nino Dapat Picu Risiko Resesi Global

Kompas.com - 08/11/2023, 12:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali mengatakan terdapat hubungan antara fenomena El Nino dan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global.

Ia menyatakan bahwa dalam sejarah, perubahan politik seringkali terjadi bersamaan dengan adanya El Nino yang kuat.

“Bersamaan dengan dunia yang berubah kita akan melaksanakan Pilpres, dan itu serempak. Di tengah itu kita (pernah) mengalami 18 kali bencana El Nino, 8 di antaranya strong. Kalau kita lihat El Nino dari sejarah, kita pernah terjadi berbarengan dengan pergantian rezim. 1965 adalah contoh El Nino yang strong, Bung Karno kemudian jatuh,” kata Rhenald di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Respons Dampak El Nino, Pemerintah Tambah Bansos Beras dan Bagikan BLT Rp 400.000

Rhenald menambahkan, kejadian serupa juga terlihat pada periode 1997-1998. Saat itu, El Nino yang tak kalah kuat ikut berbarengan dengan pergantian rezim pemerintahan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global tercatat mengalami penurunan dibanding perkiraan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.

Prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini telah direvisi menjadi 2,9 persen, sedangkan perkiraan tahun depan turun lagi menjadi 2,8 persen.

Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering

Di Indonesia, proyeksi pertumbuhan ekonomi menurun dari 5 persen menjadi 4,9 persen, dan diperkirakan akan terus menurun menjadi 4,8 persen pada tahun depan.

Rhenald berpendapat, gejala penurunan ekonomi global yang ada saat ini mengindikasikan kemungkinan adanya resesi global.

Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya prediksi tersebut masih dianggap tidak memungkinkan dan hanya akan berdampak pada beberapa negara saja, namun di tahun ini gejalanya sudah terasa nyata.

El Nino juga dianggap menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam kenaikan harga pangan global.

Baca juga: Melihat Dampak El Nino Terhadap Produksi Beras di Tanah Air

“Semua kait-mengait, global ekonomi memang menurun di semua negara. Kita melihat ada gejala kita memasuki resesi global. Kalau tahun lalu diprediksi (untuk) tahun ini saya enggak percaya, pasti ada beberapa negara saja yang terdampak. Tapi, tahun ini gejalanya terasa, di mana El Nino ini menimbulkan dampak yang sangat besar dan mengakibatkan kenaikan harga pangan,” kata dia.

Rhenald mengatakan, di beberapa daerah yang mengalami kekeringan, khususnya di Sumatera dan Jawa Barat, dampak dari El Nino semakin meningkatkan risiko terjadinya kelangkaan pangan. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko tersebut,ia mengusulkan agar Indonesia mencari pasokan beras dari beberapa negara lain yang memiliki stok lebih besar.

“Di beberapa daerah sudah terjadi kekeringan. Dampak El Nino ini akan menambah risiko, kecuali kita bisa mendapatkan pasokan beras dari beberapa negara. Tentu negara lain perlu menyediakan stok beras yang lebih banyak,” ucap dia.

Baca juga: Antisipasi El Nino, Kementan Siap Jaga Keberlanjutan Produksi Tanaman Perkebunan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com