Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PUPR Bantah Sistem MLFF Bakal Rugikan BUJT

Kompas.com - 14/11/2023, 16:52 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah penerapan sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh (multi lane free flow/MLFF) untuk jalan tol dapat merugikan badan usaha jalan tol (BUJT).

Beberapa waktu lalu ada yang menyebut teknologi MLFF hanya mampu menangkap 80 persen kendaraan yang melintas sehingga dikhawatirkan 20 persen sisanya dapat menimbulkan kerugian bagi BUJT.

"Apa iya itu? Dari mana 20 persen itu? Wong belum pernah dicoba kok sudah ada angka," ujar Basuki saat ditemui di Hotel The Westin, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Baca juga: Jadwal dan Lokasi Uji Coba Perdana Sistem Bayar Tol Tanpa Berhenti

Basuki bilang, peluang timbulnya kerugian (potential loss) baru bisa diketahui ketika sistem MLFF ini diuji coba.

Sementara uji coba perdana MLFF baru akan dilakukan pada pekan kedua Desember 2023. Setelah sebelumnya tertunda dari rencana awal 1 Juni 2023.

Adapun sistem MLFF ini akan diujicobakan di ruas jalan tol Bali Mandara. Jika uji coba ini berhasil maka akan diperluas uji cobanya ke 6 ruas tol di Pulau Jawa.

"Justru (uji coba) ini akan mengukur itu, berapa sih loss-nya. Tapi (20 persen) itu kan hanya asumsi sehingga kita enggak bisa putusin. Sekarang kita mau coba, berapa besar (potential loss) itu," ucapnya.

Baca juga: Setelah 9 Tahun, Roatex Bakal Serahkan Sistem Bayar Tol Nirsentuh MLFF ke Indonesia

Diberitakan sebelumnya, isu sistem MLFF dapat merugikan BUJT ini dilontarkan oleh Mantan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Musfihin Dahlan.

Musfihin mengungkapkan, uji coba sistem MLFF batal dilaksanakan 1 Juni 2023 lantaran terjadi perbedaan pendapat antara RITS dengan induk Usaha asal Hungaria yakni Roatex Ltd. Zrt.

Mulanya kedua belah pihak sepakat sistem MLFF yang diterapkan di Indonesia akan menyesuaikan dengan kondisi Indonesia dan teknologi MLFF tidak menyebabkan badan usaha jalan tol (BUJT) kehilangan pendapatannya sepersen pun.

Baca juga: Roatex Ungkap Alasan Batalnya Uji Coba MLFF di Bali pada 1 Juni 2023

Namun kata dia, karena terjadi perubahan manajemen perusahaan, pihak Hungaria memutuskan untuk melakukan di luar kesepakatan awal tersebut. Dia menyebut induk usaha di Hungaria bersikukuh agar sistem dan teknologi MLFF yang akan diadopsi di Indonesia haruslah sama persis dengan yang sudah diterapkan di Hungaria sejak 2013.

Namun RITS menolak keputusan tersebut lantaran tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Terlebih teknologi MLFF yang dibuat Hungaria saat ini hanya mampu menangkap 80 persen kendaraan yang melintas sehingga dikhawatirkan 20 persen sisanya dapat menimbulkan kerugian bagi BUJT.

Sedangkan Roatex Ltd. Zrt menganggap masalah kerugian itu bisa diatasi melalui kepolisian. Pasalnya di Hungaria, saat terjadi pelanggaran pembayaran tol dapat diurus oleh kepolisian.

Baca juga: Roatex Sebut Proyek MLFF Tak Pakai Dana APBN Sepeserpun

Hal ini dinilai Roatex Indonesia tidak menjawab permasalahan kerugian yang ditimbulkan sistem MLFF kepada BUJT.

Menurutnya, Roatex Ltd. Zrt tidak memahami kondisi ini karena di negara tersebut pembayaran jalan tol ditanggung oleh pemerintah bukan swasta atau BUJT.

"Kawan-kawan Hungaria harus memahami situasi, lingkungan, perilaku, daripada masyarakat Indonesia tidak bisa disamakan dengan di Eropa yang memang semua sudah tertib. Di kita masih banyak pengemudi yang pelat nomornya bisa diumpetin, dan lain-lain, ini contoh perilaku yang belum bisa kita ikuti. Ini kan tidak bisa kita abaikan perilaku itu," kata Musfihin saat konferensi pers di kantor RITS, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Roatex: Akurasi Control Center MLFF Sudah 95 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com