Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi 2023 Sentuh Level Terendah, Ekonom: Daya Beli Masyarakat Melemah

Kompas.com - 04/01/2024, 14:14 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat inflasi pada 2023 mencapai 2,61 persen, terendah dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Namun di balik angka tersebut terdapat indikator pelemahan daya beli masyarakat.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, daya beli masyarakat tengah melemah, sehingga laju inflasi yang diukur dengan indeks harga komoditas (IHK) mencapai level terendah.Hal ini ditunjukan oleh indikator komponen inflasi inti.

Untuk diketahui, inflasi inti merupakan indikator yang mengukur inflasi di luar harga pangan dan bahan bakar sehingga sifatnya cenderung menetap atau persisten. Komponen itu diukur dengan mempertimbangkan interaksi permintaan-penawaran, sehingga digunakan untuk mengetahui daya beli masyarakat.

Baca juga: Inflasi 2023 Terendah dalam 20 Tahun Terakhir, Ini Penjelasan BPS

Pada Desember 2023, komponen inflasi inti hanya mencapai 1,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Ini jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,36 persen.

"Inflasi inti bisa mencerminkan permintaan masyarakat secara agregat masih rendah tahun 2023," kata Bhima, kepada Kompas.com, Kamis (4/1/2023).

Lebih lanjut Bhima bilang, pelemahan daya beli masyarakat juga ditunjukan oleh fenomena "makan tabungan" di kalangan menengah ke bawah. Fenomena ini membuat masyarakat kelompok menengah menahan tingkat konsumsinya.

Adapun fenomena makan tabungan tercermin dari penurunan rata-rata jumlah tabungan masyarakat dengan golongan di bawah Rp 100 juta. Rata-rata tabungan masyarakat di rentang tersebut hanya berkisar di Rp 1,9 juta. Ini jauh lebih rendah dibanding level sebelum pandemi Covid-19, yakni 2018, di kisaran Rp 3 juta.

"Indikator inflasi inti yang rendah juga ditopang oleh fenomena kelas menengah yang makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan pokok serta besarnya jumlah masyarakat yang bergantung pada pinjol," tuturnya.

Fenomena makan tabunga itu kemudian turut menekan sisi permintaan konsumsi masyarakat. Oleh karenanya, Bhima menekankan, salah satu pemicu rendahnya inflasi pada tahun lalu disebabkan oleh pelemahan daya beli masyarkat.

"Betul, daya beli sedang melemah," ucapnya.

Baca juga: Inflasi Tinggi Hari Raya

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, tingkat inflasi pada 2023 mencapai 2,61 persen, terendah dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, inflasi 2023 menjadi terendah lantaran komponen inti memiliki tren inflasi yang menurun sepanjang tahun.

"Kenapa (Inflasi terendah)? Karena komponen inti memiliki tren inflasi yang cenderung turun landai selama tahun 2023, di sisi lain administered price (harga yang diatur pemerintah) juga menurun, sejak terakhir naik cukup drastis di November 2022," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Amalia juga mengatakan, harga bahan pokok juga tercatat fluktuatif akibat fenomena El Nino. Namun, harga pangan mulai dari Januari sampai Desember 2023 tercatat menurun.

"Peran seluruh pemangku kepentingan tentunya berbagai stakeholder serta tim pengendali inflasi baik tingkat pusat maupun daerah sangat signifikan dalam upaya pengendalian inflasi sehingga inflasi di Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara lain," ujarnya.

Baca juga: Inflasi 2023 Capai 2,61 Persen, BPS: Terendah dalam 20 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com