Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapanas Bantah Beras Impor Bikin Harga Gabah Petani Anjlok

Kompas.com - 01/02/2024, 16:11 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah pengadaan beras impor membuat harga gabah petani anjlok.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, saat ini saja Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) di Desember 2023 dinilai BPS mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 130,67.

“Jadi kalau ada yang menyampaikan harga di tingkat petani jatuh di bawah, tidak benar. Hari ini confirmed, harga di tingkat petani, NTPP itu harga terbaik itu, di tahun ini. Harga di petani tinggi, gabah di atas Rp 7.000, ada yang Rp 8.000," ujarnya dalam siaran persnya, Kamis (1/2/2024).

Baca juga: Serikat Petani Minta HPP Gabah Naik, Ini Jawaban Bapanas

"Kemudian di hilir karena harga gabah itu Rp 7.000, secara mudah kalau harga Rp 7.000-8.000 maka secara mudah harga berasnya itu dua kali lipat. Kalau Rp 8.000 berarti Rp 16.000, kalau Rp 7.000 berarti Rp 14.000," sambungnya.

Terkait rencana impor kata dia, merupakan keputusan pahit yang harus diambil bilamana produksi dalam negeri kosong sementara stok cadangan pangan beras pemerintah menipis. Pun sebaliknya.

Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras di Maret nanti dapat menyentuh angka 3,5 juta ton.

Angka tersebut telah melebihi kebutuhan konsumsi nasional beras sebulan yang sejumlah 2,5 juta ton.

“Maret itu sudah mulai panen 3,5 juta ton di atas kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan, sehingga pada saat itu kita akan stop impor. Kita akan stop impor dan serap beras padi lokal untuk tetap mempertahankan harga di tingkat petani itu baik," pungkasnya.

Sebelumnya, Serikat Petani Indonesia (SPI) menolak kebijakan impor beras yang diakukan pemerintah menjelang panen raya.

Baca juga: Perpadi Usulkan Harga Acuan Pembelian Gabah Naik di Atas Rp 6.000

Ketua Departemen Bidang Politik dan Hukum SPI, Angga Hermanda, mengatakan, alasan pemerintah mendatangkan beras dari luar negeri akibat adanya fenomena El Nino hingga penurunan produksi tidak dapat diterima oleh para petani.

“Sesungguhnya di lapangan kita petani tetap memanen dan harga kita sedang bagus-bagusnya. Gabah kering panen kita di kisaran Rp 7.000-Rp 8.600 per kilogram,” kata Angga kepada media, Jumat (19/1/2024).

Angga mengungkapkan, sejak adanya isu impor beras pada November 2023, harga gabah di tingkat petani dilaporkan anjlok pada Januari 2024.

Di Indramayu misalnya, harga gabah kini anjlok menjadi Rp 6.500 per kilogram, sedangkan di Banten sekitar Rp 6.700 per kilogram.

Padahal sebelumnya, petani tengah menikmati harga gabah di kisaran Rp 7.000-Rp 8.600 per kilogram.

Dia juga menyebut, adanya impor beras terbukti tidak efektif menurunkan harga beras di tingkat konsumen, sehingga serikat petani meminta pemerintah tidak melakukan impor beras.

Baca juga: Ada Stiker Prabowo-Gibran di Beras Bulog, Dirut Berikan Penjelasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com