Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Nilai Ekonomi Syariah RI Belum Optimal, Bakal Perkuat Bank dan BPR Syariah

Kompas.com - 26/02/2024, 13:58 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ekosistem syariah di Indonesia masih perlu dikembangkan untuk mencapai hasil yang optimal.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, saat ini dukungan sektor keuangan syariah terhadap industri halal masih belum maksimal.

"Sehingga belum optimal pula perwujudan dari multiplier effect dalam ekosistem keuangan syariah," kata dia dalam Peluncuran Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2023, Senin (26/2/2024).

Wanita yang karib disapa Kiki itu menambahkan, sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan di segmen keuangan syariah ini juga belum optimal.

Baca juga: Gibran Janji Siapkan Anak Muda Ahli AI, Kripto, dan Ekonomi Syariah

Hal tersebut juga berimbas pada terbatasnya kapasitas riset dan pengembangan serta inovasi produk dan layanan syariah di Indonesia.

"Masih belum optimalnya inklusi dan literasi syariah di Indonesia," imbuh dia.

Menyitir perkataan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Kiki bilang, literasi sangat berpengaruh terhadap pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Oleh sebab itu, ia akan berupaya untuk terus mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Lebih lanjut, Kiki menyebut, OJK tengah dalam upaya untuk mengembangkan sektor jasa keuangan syariah, salah satunya melalui penguatan peran lembaga jasa keuangan syariah dalam perekonomian yang akan terus ditingkatkan.

Baca juga: Kredit Syariah Tumbuh, BI Ingin Indonesia Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Bagaimana caranya? 

Pertama, OJK memperkuat struktur dan daya saing perbankan syariah melalui konsolidasi, pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS), serta memperkuat karakteristik keuangan syariah melalui pembentukan komite pengembangan keuangan syariah.

"Kami harapkan dengan upaya tersebut akan menciptakan beberapa bank syariah dengan skala aset yang kompetitif dan industri keuangan syariah yang semakin kuat," imbuh dia.

Selain itu, ia juga mendorong agar bank perekonomian rakyat syarah (BPRS) dapat memiliki catatan keuangan yang baik dan dapat melantai di bursa saham.

Baca juga: Wapres: Ekonomi Syariah Tumbuh Pesat Harus Diiringi Peningkatan Literasi


Kemudian, Kiki juga akan mendorong peningkatan edukasi dan literasi untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Kiki menjabarkan, pangsa pasar ekonomi syarian di Tanah Air telah mencapai 10,81 persen dari seluruh lanskap keuangan negara.

Aset keuangan dalam sektor keuangan syariah Indonesia juga telah mencapai lebih dari Rp 2.452 triliun per September 2023. Angka tersebut, didorong oleh pertumbuhan sebesar 6,75 persen secara tahunan.

Baca juga: Ponpes Jadi Penggerak Ekonomi Syariah di Banten

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com