Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Gelar Konser Tandingan Taylor Swift, Indonesia Bakal Gandeng China hingga UEA

Kompas.com - 14/03/2024, 15:01 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno membocorkan rencana pemerintah untuk mengadakan konser tandingan Taylor Swift di Singapura.

Sandiaga mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan langsung untuk menyiapkan konser dan acara besar seperti event olahraga, seni, maupun budaya kelas dunia di Indonesia selama 6 bulan sampai 5 tahun ke depan.

"Itu arahan langsung dari Bapak Presiden untuk kita siapkan nanti pemerintahan yang terpilih. Kita bidding-nya sekarang, tapi nanti konsernya mungkin bisa di 2024 maupun juga di 2025 ke depan," ujarnya saat ditemui di Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Baca juga: Ekonom: Konser Taylor Swift Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Singapura

Untuk itu, Presiden telah memerintahkan pembentukan semacam konsorsium bersama negara lain untuk merealisasikan rencana tersebut.

Konsorsium ini digunakan untuk mewadahi pembentukan kesepakatan untuk mengundang penyanyi dan menyediakan fasilitas untuk mendukung penyelenggaraan konser maupun acara kelas internasional.

"Ide awalnya itu (konsorsium dengan) negara-negara besar seperti Indonesia, India, China mungkin juga melibatkan satu negara di Timur Tengah, Uni Emirat Arab," ucapnya.

Menurut dia, Indonesia perlu mengadakan sendiri konser dan acara besar kelas dunia seperti konser Taylor Swift di Singapura. Pasalnya, acara sebesar itu dapat berdampak ke perekonomian nasional.

Hal ini terlihat dari kesuksesan penyelenggaraan konser Coldplay di Jakarta pada 15 November 2023 yang disaksikan oleh sekitar 80.000 penonton.

Bahkan konser Ed Sheeran di Jakarta yang digelar 2 Maret 2024 dan disaksikan sekitar 50.000 penonton,  bisa memberikan dampak ke perekonomian sebesar Rp 150 miliar-Rp 200 miliar.

"Berarti kalau ada satu konser yang bisa 2-3 hari dilaksanakan di Indonesia maka dampak ekonominya bukan mustahil untuk mencapai Rp 1 triliun, saya yakin," tuturnya.

Taylor Swift mengenakan gaun rancangan desainer Jessica Jones dalam sesi akustik di konser Eras Tour. Instagram.com/taylorswift Taylor Swift mengenakan gaun rancangan desainer Jessica Jones dalam sesi akustik di konser Eras Tour.
Sebelumnya, penyanyi jenis musik country kondang asal Amerika Serikat Taylor Swift mengadakan tur musik dunia bertajuk Eras Tour dan di kawasan Asia Tenggara, tur itu satu-satunya diadakan di negara kota, Singapura.

Kesepakatan pelaksanaan tur dunia di negeri tetangga tersebut tidak dalam sehari, melainkan enam hari yakni pada 2-4 Maret 2024 dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024 yang menarik wisatawan asing untuk menonton konser musik itu secara langsung di Singapura.

Konser Taylor Swift itu disebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024. Dilansir dari The Straits Times, Jumat (1/3/2024), para ekonom sibuk menghitung angka-angka atas dampak ekonomi yang ditimbulkan dari konser penyanyi asal Amerika Serikat itu.

Baca juga: RI Tak Kebagian Konser Taylor Swift, Luhut: Kita Kurang Cerdas

Direktur penelitian makro ekonomi di Maybank, Erica Tay mengatakan, konser Taylor Swift yang digelar selama enam hari di Singapura dapat menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 350 juta hingga 500 juta dolar Singapura atau setara Rp 5,8 triliun (kurs Rp 11.670 per dollar Singapura).

“(Tetapi) menilai-nilai dari pertunjukannya hanya berdasarkan dorongan ekonomi langsung adalah hal yang tidak tepat," kata Ms Tay kepada Straits Times.

"Dampak langsungnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nilai strategis yang dapat dihasilkan dari konser Taylor Swift," sambungnya.

Tay mengatakan, hal ini termasuk kemampuan untuk meningkatkan status Singapura sebagai pusat acara kelas dunia yang terkemuka di Asia.

"Artis papan atas lainnya lebih cenderung membawa tur mereka ke sini karena mengetahui bahwa mereka dapat menjangkau penonton Asia dari satu kota yang terhubung dengan baik," ujarnya.

Baca juga: Vinyl Taylor Swift Jadi Salah Satu Pemicu Inflasi di Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com