PADA 20 Maret 2024, bertepatan dengan "International Day of Happiness", "World Happiness Report 2024" diterbitkan, menyajikan perbandingan kebahagiaan antarnegara.
Finlandia telah menempati peringkat pertama selama tujuh tahun berturut-turut. Tahun ini Finlandia mencatatkan skor 7,74.
Posisi tersebut diikuti oleh negara-negara Nordik lainnya seperti Denmark, Islandia, Swedia, dan Norwegia, yang semuanya berada di peringkat 10 besar.
Hal ini tidak mengherankan mengingat negara-negara tersebut secara konsisten menempati peringkat atas.
Pada tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat keenam dengan skor 5,57, di bawah Singapura (6,52), Filipina (6,05), Vietnam (6,04), Thailand (5,98), dan Malaysia (5,98). Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-80.
Dibandingkan dengan tahun 2012 ketika World Happiness Report pertama kali diterbitkan dan Indonesia berada di peringkat ke-7, telah terjadi sedikit perbaikan hingga tahun 2024, dengan Indonesia naik ke peringkat ke-6.
Secara berurutan, posisi di Asia Tenggara pada tahun 2012 adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, Indonesia, Filipina, dan Kamboja.
Namun, secara global, pergeseran posisi Indonesia dari tahun 2012 ke 2024 hanya sedikit, yaitu dari peringkat ke-83 ke peringkat ke-80.
Sementara itu, Vietnam mengalami kenaikan dari peringkat ke-65 ke peringkat ke-54. Filipina juga mencatat peningkatan dramatis, dari peringkat ke-103 ke peringkat ke-53.
Bagaimana konsep pengukuran kebahagiaan versi World Happiness Report 2024?
Pengukuran kebahagiaan ini berdasarkan Survei Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well-being Survey) yang dilakukan oleh Gallup.
Setiap tahun, survei ini melibatkan 1.000 responden dari setiap negara. Ranking kebahagiaan antarnegara lalu dibandingkan menggunakan data rata-rata tiga tahun terakhir.
Metodologi mengacu pada “Cantril Self-Anchoring Striving Scale” yang dikembangkan oleh Hadley Cantril pada 1965.
Kuesioner untuk responden menggunakan pertanyaan Tangga Cantril (Cantril Ladder) yang berkaitan dengan persepsi mereka terhadap kualitas kehidupan.
Setiap responden diminta untuk membayangkan tangga yang berkisar dari 0 (kehidupan terburuk) hingga 10 (kehidupan terbaik). Selanjutnya, mereka diminta untuk menunjukkan pada anak tangga ke berapa mereka merasa berada saat ini.