Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi Perdagangan

Kompas.com - 18/04/2024, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (18/4/2024). Demikian juga dengan kurs rupiah yang menguat dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.04 WIB, IHSG berada pada level 7.168,73 atau naik 36,13 poin (0,48 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.130,84.

Sebanyak 183 saham melaju di zona hijau dan 133 saham di zona merah. Sedangkan 204 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 642,5 miliar dengan volume 730,6 juta saham.

Baca juga: Proyeksi IHSG Beserta Rekomendasi Saham 18 April 2024

Research Division MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, selama IHSG masih mampu berada di atas level 7.066 sebagai support terdekatnya, IHSG masih berpotensi menguat.

“Posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave B dari wave (2), sehingga pergerakan IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 7.260 hingga 7.306,” kata Herditya.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,12 persen (39,6 poin) ke level 38.001,90, Hang Seng Hong Kong menguat 0,6 persen (97,14 poin) ke posisi 16.348,98, dan Strait Times bertambah 1,01 persen (32 poin) ke level 3.186,68. Sementara itu, Shanghai Komposit terkoreksi 0,07 persen (2,2 poin) ke level 3.069,1.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Melemah di Akhir Sesi Perdagangan

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.06 WIB rupiah berada pada level Rp 16.173 per dollar AS atau naik 47 poin (0,29 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.126 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah bisa menguat karena indeks dollar AS pagi ini terlihat sudah bergerak turun dari 106,2 ke kisaran 105,9.

“Konsolidasi dollar AS Ini bisa membantu rupiah tidak melemah terlalu jauh hari ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: IHSG Anjlok, Transaksi Saham Tembus Rp 23 Triliun, Ada Panic Selling?

Namun, yield obligasi pemerintah Indonesia bergerak naik tajam pada perdagangan kemarin. Yield tenor 1 tahun naik dari 6,4 persen ke 6,83 persen, dan tenor 10 tahun dari 6,93 ke 7,03 persen.

“Yield ini bisa mengindikasikan tekanan jual yang tinggi keluar dari pasar obligasi Indonesia dan memberikan tekanan ke rupiah,” tambahnya.

Ariston memperkirakan rupiah bisa melemah ke arah Rp 16.250 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 16.180 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling Boncos

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com