Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andrean Rifaldo
Praktisi Perpajakan

Praktisi perpajakan. Tulisan yang disampaikan merupakan pendapat pribadi dan bukan merupakan cerminan instansi.

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Kompas.com - 06/05/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDIA kini tengah menjalani pemilihan umum. Pesta demokrasi ini menjadi yang terbesar di dunia, di mana 969 juta orang akan memilih 543 wakil yang akan menduduki bangku parlemen untuk 5 tahun ke depan.

Setelah menyaingi Tiongkok sebagai negara berpenduduk terbanyak, parlemen India kini bertanggung jawab atas hampir seperlima populasi global.

Namun, bukannya bonus demografi, krisis ketimpangan justru menjadi situasi ekonomi yang harus dihadapi 1,4 miliar penduduknya.

Di tengah tingginya angka kemiskinan, ketimpangan ekonomi antara masyarakat kelas atas dan bawah di India terus menjadi sorotan.

Sejak 2000, ekonomi India memang berhasil menjadi salah satu yang terus tumbuh paling cepat, mencapai 6 hingga 7 persen setiap tahun. Namun, di saat bersamaan, disparitas ekonomi juga terus tumbuh agresif.

Pada 2000, hanya terdapat 9 orang di India yang memiliki kekayaan di atas 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Namun, pada 2023, jumlah tersebut naik drastis menjadi 271 orang.

Di antara kalangan tersebut, World Inequality Lab menemukan bahwa 40 persen kekayaan di India terpusat hanya di satu persen rumah tangga kelas ekonomi atas.

Sebagai perbandingan, pada 2023, harta kekayaan 200 orang terkaya di India meningkat 41 persen hingga mencapai Rp 14.600 triliun. Sebaliknya, kekayaan separuh masyarakat ekonomi menengah ke bawah hanya meningkat satu persen saja, menurut Oxfam.

Di hadapan media global dan turis asing yang datang ke India, ketimpangan tersebut bisa dengan mudah dilihat dari perbedaan kondisi kehidupan di permukiman kumuh dan kawasan elite yang terletak berdampingan di kawasan metropolitan, misalnya di Mumbai dan New Delhi.

Ketimpangan ekstrem pun menjadi permasalahan yang terus dipersoalkan. Dalam kontestasi politik India tahun ini, penyelesaian isu tersebut jelas kembali menjadi bola panas yang diperdebatkan untuk menarik simpatisan.

Baru-baru ini, pada April 2024, Sam Pitroda yang merupakan insinyur terkemuka sekaligus pimpinan senior dari salah satu partai terbesar di India, Partai Kongres, menyampaikan ide untuk menerapkan pajak warisan sebagai solusi mengatasi ketimpangan.

Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, gagasan tersebut justru menuai reaksi negatif dari masyarakat.

Meski diungkapkan sebagai pendapat pribadi, situasi ini dengan cepat dimanfaatkan oleh Narendra Modi, Perdana Menteri India saat ini yang juga kembali mengikuti pemilihan umum, untuk menjatuhkan elektabilitas lawannya.

Modi menyatakan bahwa ide tersebut sangat mungkin menjadi kenyataan jika Partai Kongres menang.

Namun, jika baik bagi pemerataan ekonomi, mengapa gagasan pajak warisan justru menuai polemik dari masyarakat India?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Whats New
Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Whats New
Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Spend Smart
Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Whats New
Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Giliran Kemenhub Tegur Garuda soal Layanan Penerbangan Haji

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com