Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Kompas.com - 07/05/2024, 13:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) melalui PLN Indonesia Power (PLN IP) mendorong pemenuhan kebutuhan listrik dengan beragam jenis energi baru terbarukan (EBT). Hal ini untuk mendukung tercapainya nol emisi karbon (net zero emission) di 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, perseroan tidak hanya memikirkan pemenuhan listrik saat ini, tetapi juga di masa yang akan datang.

Maka dari itu, PLN Indonesia Power telah meyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik 35 tahun ke depan.

Baca juga: Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

"35 tahun dari sekarang beban akan sangat tinggi, jadi kami perlu melihat energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," ujar Edwin dalam keterangannya, Selasa (7/5/2024).

Ia menuturkan, untuk mencapai net zero emission bukanlah perkara yang mudah, sehingga perusahaan terus berupaya menemukan solusi strategi energi terbaik dalam transisi energi.

PLN Indonesia Power pun membidik penggunaan energi berbasis hidro atau air, panas bumi, nuklir, dan co-firing amonia dalam upaya transisi energi.

Namun, diakui Edwin, pemanfaatan energi bersih itu cukup sulit diterapkan saat ini karena biaya produksinya yang besar sehingga bakal berdampak pada kenaikan biaya listrik.

"Saat ini kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir dan cofiring amonia. Namun ini belum dapat digunakan sekarang, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik," ungkapnya.

Oleh sebab itu, pengembangan EBT tersebut masih terus dilakukan seiring dengan akan berkembangnya teknologi ke depan, sehingga diharapkan bisa menekan biaya produksi dan menjadi lebih realistis nilai jualnya.

"Jadi kami menunggu kematangan teknologi, dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon," ucap Edwin.

Baca juga: Luhut Ditunjuk Jadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Nuklir

Adapun sebagai langkah awal untuk mendukung tercapainya net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023.

Menurut Edwin, proyek ini memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema strategic partnership.

PLN Indonesia Power akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di 5 lokasi dengan total kapasistas 500 MW, dan ditargetkan proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.

"Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan," tutup Edwin.

Baca juga: Pabrik Sepeda Motor Listrik Dibangun di Kendal, Bisa Serap 1.500 Tenaga Kerja Lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com