Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Kompas.com - 21/05/2024, 05:07 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka suara terkait penyebab insiden terbakarnya mesin pesawat yang mengangkut jemaah haji selepas tinggal landas di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada Rabu (15/5/2024).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan, gangguan pada mesin pesawat bukan disebabkan oleh benda dari luar mesin pesawat melainkan karena masalah pada internal mesin.

"Saya dapat menyampaikan bahwa confirm kerusakan tidak disebabkan oleh adanya benda atau barang asing yang berasal dari luar engine (mesin) masuk ke dalam engine dan menyebabkan kerusakan. Nampaknya sudah confirm ini disebabkan internal engine tersebut," ujarnya saat RDP dengan Komisi VIII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/5/2024).

Baca juga: Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Oleh karenanya, saat ini pihaknya dan sejumlah pihak terkait masih terus melakukan investigasi untuk mengetahui lebih detail penyebab insiden yang mengharuskan pesawat haji tersebut harus mendarat darurat kembali ke Bandara Sultan Hasanuddin (return to base/RTB).

Adapun investigasi dilakukan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB), Boeing selaku produsen pesawat, dan Pratt & Whitney selaku produsen mesin pesawat.

"Penyebab dari percikan api yang memunculkan kerusakan dan menyebabkan pesawat itu harus kembali atau RTB itu saat ini sedang dalam investigasi lebih detail," ucapnya.

Laik terbang

Dia mengungkapkan, meskipun pesawat Boeing 747-400 tersebut merupakan armada sewaan namun sebelum dioperasikan untuk angkutan haji pihaknya telah memastikan pesawat laik terbang.

Sejumlah tahapan inspeksi dan prosedur perawatan telah dijalani pesawat dengan nomor registrasi ER-BOS itu sejak pesawat masih di Kirgistan pada 5 Februari 2024 hingga diterbitkannya operation specification ACL 28 oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 7 Mei 2024.

"Pesawat ini sudah diinspeksi sebelum kita putuskan untuk menjadi bagian dari pesawat yang kita sewakan untuk penerbangan haji ini. Pesawat itu ketika berada di Jakarta kita juga melakukan beberapa tindakan. Sebelum berangkat pesawat ini juga melakukan beberapa pemeriksaan normal dan seluruhnya dapat dinyatakan laik terbang," ungkapnya.

Baca juga: Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com