Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CEO Boeing Minta Maaf pada Korban Pesawat 737 Max-8

"Tragedi ini terus membebani hati dan pikiran kita, dan kita memperluas simpati kita kepada orang-orang tercinta dari penumpang dan kru Lion Air 610 dan Ethiopian Airlines 302," ujarnya dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dikutip dari CNN, Jumat (5/4/2019).

Hal itu disampaikan Muilenburg menyusul diumumkannya hasil laporan awal kecelakaan Ethiopian Airlines 302. Laporan itu  menunjukkan, bahwa kapten dan co-captain 737 Max 8 tersebut kesulitan dalam mengendalikan sistem yang didesain untuk menghindarkan pesawat dari posisi stall.

Sistem pesawat tersebut justru berkali-kali memaksa hidung pesawat mengarah ke bawah. Selama hampir enam menit, laporan tersebut menunjukkan, pilot terus bekerja untuk bisa mengambil alih kendali pesawat.

Masalah yang muncul pada Ethiopian Airlines serupa dengan yang terjadi dengan pesawat Lion Air penerbangan JT-610 yang jatuh di perairan Karawang pada Oktober 2018 lalu.

Kecelakaan yang terjadi pada Ethiopian Airlines pun menjadi pukulan tersendiri bagi Boeing yang saat itu tengah berupaya memulihkan kepercayaan untuk bisa mengoperasikan kembali pesawat jenis 737 Max-8 tersebut.

Dalam laporan awal tersebut digambarkan bagaimana pilot mengatakan "pull up" sebanyak tiga kali kepada co-pilotnya untuk mengangkat hidung pesawat. Kedua pilot berupaya untuk mengangkat hidung pesawat untuk menjaga agar pesawat bisa tetap terbang, namun mereka tidak mampu mengendalikan kontrol pesawat.

Sistem anti-stall yang terpasang dalam Boeing 737 Max-8 justru menarik hidung pesawat ke bawah selama empat kali dalam penerbangan tersebut.

Akhirnya, setelah pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Addis Ababa, sistem otomatis tersebut membuat pesawat menukik turun yang sulit untuk dikendalikan dan akhirnya jatuh ke bawah.

Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 157 orang meninggal dalam kecelakaan tersebut.

baca juga: Akibat Tragedi 737 Max 8, Nilai Pasar Boeing Lenyap 40 Miliar Dollar AS

Laporan mengenai kecelakaan Ethiopian Airlines tersebut tidak secara khusus menyebutkan sistem anti-stall pesawat Max 8 atau disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang diduga berkontribusi pada kecelakaan Lion Air.

Namun temuan dalam laporan tersebut membuka kemungkinan sistem MCASlah yang menarik pesawat turun karena dipicu oleh kesalahan pembacaan sensor pesawat.

Boeing saat ini tengah berupaya untuk mengubah sistem perangkat lunak dalam pesawat 737 Max-8nya. Perusahaan pun mengakui adanya kesamaan pola kecelakaan sekaligus peran MCAS dalam kedua kecelakaan tersebut.

"Laporan awal berisi informasi perekam data penerbangan yang mengindikasikan pesawat memiliki sudut input sensor serangan yang keliru yang mengaktifkan fungsi MCAS selama penerbangan, seperti saat penerbangan Lion Air 610," jelas Boeing dalam pernyataan yang dirilis Kamis (4/4/2019).

"Untuk memastikan aktivasi MCAS yang tidak diinginkan tidak akan terjadi lagi, Boeing telah mengembangkan dan berencana untuk merilis pembaruan perangkat lunak untuk MCAS dan program pelatihan pilot komprehensif yang terkait dan program pendidikan tambahan untuk 737 Max," tulis Boeing,

Sementara Muilenberg dalam pernyataan maafnya mengatakan bahwa sebagian besar kecelakaan dalam industri pesawat berawal dari rangkaian peristiwa, dan Boeing tengah berupaya untuk memutus rantai dari dua kecelakaan yang sudah terjadi.

"Adalah tanggung jawab kita untuk menghilangkan risiko ini," katanya.

"Kami memilikinya dan kami tahu bagaimana melakukannya," ujar Muilenberg.


https://money.kompas.com/read/2019/04/05/175458426/ceo-boeing-minta-maaf-pada-korban-pesawat-737-max-8

Terkini Lainnya

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
Damri Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Damri Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen Meski Catatkan Laba Bersih di 2023

Whats New
Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Injourney Airports Layani 49,7 Juta Penumpang Sepanjang Januari-April 2024

Whats New
Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Libur Panjang Waisak, Kemenhub Ingatkan Bus Pariwisata yang Beroperasi Harus Laik Jalan dan Berizin

Whats New
Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Usai Rilis Logo Baru, Wamen BUMN Kasih Tugas Ini ke Bulog

Whats New
Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Anak Usaha Semen Indonesia Alokasikan Separuh Area Pabrik sebagai Hutan Kota

Whats New
Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Sasar Pasar Global, Industri Obat Berbahan Alam di Indonesia Perlu Ditingkatkan Pengembangannya

Whats New
Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai 'GovTech' Indonesia

Peruri Punya Logo Baru, Siap Jalani Tugas sebagai "GovTech" Indonesia

Whats New
BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

BUMN Didorong Terapkan Praktik BJR, Seberapa Penting?

Whats New
Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 23 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Pemerintah Akan Ambil Alih Lahan Tambang PT Timah yang Dikelola Penambang Liar

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 23 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Kamis 23 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke