Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa Bilang Lahan Gambut Hanya Hasilkan Kabut Asap, Ini Buktinya…

JAKARTA, KOMPAS.com - Bicara soal Kalimantan, mungkin orang akan segera terpikir kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini.

Siapa sangka, lahan gambut bumi Banua mampu menghasilkan varietas kopi unggul yakni Liberika Bati-bati.

Kecamatan Bati-bati yang terletak 41 kilometer dari Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, itu ternyata menyimpan potensi ekonomi yang begitu menggiurkan.

Kopi Liberika asal Bati-bati memiliki rasa yang khas dibandingkan Robusta maupun Arabika.

Seperti dilansir Antaranews (16/1/2019), Liberika memiliki nilai uji citarasa mencapai 84,25-84,50 (fine coffee).

Berdasarkan data Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian, varietas unggul kopi Liberika mampu beradaptasi di lahan pasang surut dan memiliki toleransi tinggi pada tanah yang kurang subur, seperti di tanah lempung hingga tanah berpasir.

Dwi Putra Kurniawan, pemilik Biji Kopi mengatakan, kopi Robusta dan Arabika memang lebih dikenal di masyarakat Indonesia.

Belakangan ini, minat masyarakat Indonesia terhadap kopi Liberika meningkat sejalan dengan banyaknya informasi soal kopi.

"Sekarang banyak orang Indonesia sudah tahu Liberika. Tapi yang umum dikenal dari Jambi, padahal Bati-bati juga punya kopi Liberika yang tak kalah kualitasnya," ujar Dwi.

Berbeda dengan Liberika Bati-bati, Aranio Banjar merupakan kopi yang ditanam di kawasan perbukitan di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

"Kopi Robusta Aranio ditanam di kawasan perbukitan," ujar Dwi.

Selama ini, Aranio terkenal dengan kawasan wisata bukit Matang Kaladan di Desa Tiwinganlama. Perbukitan yang menawarkan keindahan pemandangan dan pengalaman menikmati matahari terbit itu ternyata juga menjadi lahan subur tumbuhnya Kopi Banjar.

Jejaring bisnis

Besarnya potensi kopi di Indonesia mendorong Kementerian Koperasi dan UKM menggelar Rembug Kopi.

Gelaran yang berlangsung mulai 20 hingga 22 September 2019 itu melibatkan berbagai kalangan.

Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM), Emilia Suhaimi, mengatakan gelaran itu bertujuan mengangkat dan mengenalkan keanekaraman kopi Nusantara yang sudah terkenal ke mancanegara.

Selama Rembug Kopi, puluhan pelaku bisnis kopi dan industri terkait memajang produknya.

Seperti Sabak Coffee yang menawarkan kopi Robusta Jember dengan harga Rp 25.000 per 250 gram. Selain itu, Sabak memiliki green bean kopi Arabica Selapak Bondowoso.

Sarbini mengaku, biji kopi yang telah dikeringkan dan diproses dicampur dengan bubuk buah pinang.

Ada pula varian kopi pinang asal Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka yang dicampur dengan jahe merah.

"Kopi pinang punya banyak manfaat untuk kesehatan," ujar dia.

Tak cuma kopi, pebisnis juga bisa melihat berbagai macam mesin pengolahan kopi dan beragam alat penyaji kopi.

Bagi Anda yang ingin berinvestasi membuka warung kopi, tak ada salahnya singgah ke acara yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB itu.

Siapa tahu, karena kesamaan passion di bidang kopi, jejaring bisnis baru bisa terjalin.

https://money.kompas.com/read/2019/09/22/124237726/siapa-bilang-lahan-gambut-hanya-hasilkan-kabut-asap-ini-buktinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke