Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPS: Indeks Pembangunan TIK Indonesia 2020 Naik Jadi 5,59

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia mengalami kemajuan. Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK) Indonesia 2020 yang naik menjadi 5,59 dari tahun sebelumnya 5,32.

IP-TIK merupakan suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK.

IP-TIK terdiri dari tiga subindeks, yaitu subindeks akses dan infrastruktur, subindeks penggunaan, dan subindeks keahlian.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, peningkatan IP-TIK 2020 didorong oleh kenaikan ketiga subindeks tersebut.

“Ketiga subindeks IP-TIK memiliki pola yang sama pada 2019 dan 2020, dengan nilai tertinggi adalah subindeks keahlian, diikuti subindeks akses dan infrastruktur, dan terakhir subindeks penggunaan,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8/2021).

Ia menjelaskan, dengan skala 0-10, pada IP-TIK 2020 subindeks keahlian mencapai skala 5,92, subindeks akses dan infrastruktur mencapai 5,67, dan subindeks penggunaan mencapai 5,34.

Skala IP-TIK ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK suatu wilayah semakin pesat.

Sebaliknya, bila semakin rendah nilai indeks maka menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat.

Secara rinci, ketiga subindeks tersebut terdiri dari 11 indikator dengan capaian yang berbeda untuk setiap indikator di sepanjang 2019-2020.

Dari skala 0-10, terdapat beberapa indikator yang nilai mencapai di atas 8.

Indikator tersebut yakni pelanggan telepon seluler per 100 penduduk, bandwidth internet internasional per pengguna (bit/s), pelanggan mobile broadband internet aktif per 100 penduduk, dan angka partisipasi kasar sekunder.

Sementara, capaian indikator yang relatif rendah yakni pelanggan telepon tetap per 100 penduduk, pelanggan fixe broadband internet per 100 penduduk, dan persentase rumah tangga dengan komputer.

Di sisi lain, untuk melihat posisi pembangunan TIK antarprovinsi, nilai IP-TIK dibagi menjadi empat kategori, yakni tinggi di kisaran 7,51-10,00, sedang di kisaran 5,01-7,50, rendah di kisaran 2,51-5,00, dan sangat rendah di kisaran 0,00–2,50.

Pada 2019-2020, seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori sedang dan rendah, dengan mayoritas berkategori sedang.

Terdapat tujuh provinsi yang mengalami pergeseran kategori dari rendah di 2019 menjadi sedang di 2020.

Pergeseran ini menggambarkan adanya perbaikan pembangunan TIK di Indonesia, khususnya di Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.

Meski demikian, kesenjangan pembangunan TIK cenderung mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin lebarnya jarak antara IP-TIK tertinggi dan terendah.

BPS mencatat, dalam dua tahun terakhir, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan IP-TIK tertinggi dan Papua menjadi provinsi dengan IP-TIK terendah.

Pada 2019, jarak antara IP-TIK tertinggi dan terendah adalah 3,98. Namun, jarak ini semakin lebar di 2020 menjadi 4,11.

https://money.kompas.com/read/2021/08/18/185937026/bps-indeks-pembangunan-tik-indonesia-2020-naik-jadi-559

Terkini Lainnya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke