Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi Kian Menyusut, BI Akan Turunkan Suku Bunga?

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat inflasi tahunan nasional terus menyusut, bahkan telah meninggalkan level 5 persen. Data teranyar Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, inflasi April sebesar 4,33 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,97 persen.

Dengan tren penurunan inflasi, sejumlah pihak mempertanyakan arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). Pasalnya, tingkat inflasi merupakan salah satu pertimbangan utama bank sentral dalam menentukan tingkat suku bunga acuan.

Meskipun tingkat inflasi terus menurun, Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan sinyal, pihaknya belum akan melakukan penyesuaian terhadap tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat. Pasalnya, tingkat inflasi saat ini masih berada di atas target BI, yakni di kisaran 3 plus minus 1 persen.

"IHK (indeks harga konsumen) 4,4 persen, 4,4 persen kan masih lebih tinggi dari target, sabar sedikit," ujar dia, dalam konferensi pers KSSK, di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Menurutnya, tingkat suku bunga acuan BI saat ini yang sebesar 5,75 persen masih memadai, khususnya untuk mengarahkan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen di sisa tahun 2023 dan inflasi IHK dapat kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

"Inflasi IHK akan di turun di bawah 4 persen lebih cepat," katanya.

Tingkat suku bunga acuan BI saat ini juga sudah memperhitungkan faktor eksternal, khususnya terkait tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Perry menyebutkan, tingkat suku bunga acuan The Fed yang saat ini mencapai level tertinggi dalam kisaran 16 tahun, yakni sebesar 5-5,25 persen, sudah sesuai dengan prediksi BI. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan The Fed pada awal April lalu diproyeksi menjadi yang terakhir.

"Fed fund rate sesuai prediksi Bank Indonesia dengan kenaikan terakhir 5,25 persen," ujarnya.

Dengan tingkat suku bunga acuan The Fed yang sudah mencapai puncaknya, Perry meyakini, nilai tukar rupiah akan kian menguat ke depan. Nilai tukar rupiah disebut akan bergerak sesuai dengan fundamentalnya, seiring menurunnya volatilitas pasar keuangan.

"Nilai fundamentalnya mendukung penguatan rupiah, inflasi lebih rendah, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, imbal hasil menarik, inflow terus masuk, cadangan devisa tinggi, itu semua faktor-faktor fundamental penguatan," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2023/05/08/214000526/inflasi-kian-menyusut-bi-akan-turunkan-suku-bunga-

Terkini Lainnya

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Data Klaim Pengangguran AS Disambut Positif Investor, Wall Street Menghijau

Data Klaim Pengangguran AS Disambut Positif Investor, Wall Street Menghijau

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke