Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemberantasan Calo Tiket Konser Perlu Diimbang Edukasi Konsumen

JAKARTA, KOMPAS.com - Calo tiket konser disinyalir membuat musisi internasional berpikir dua kali untuk datang ke Indonesia.

Pemerintah dan promotor gotong royong untuk memberantas keberadaan calo tiket konser pada pertunjukkan yang diselenggarakan di Indonesia.

Meskipun demikian, calo tiket konser tidak akan menjamur tanpa adanya permintaan konsumen. Oleh karena itu, edukasi konsumen juga perlu digencarkan untuk menciptakan iklim pertunjukkan yang sehat.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan, pihaknya akan mendorong edukasi kepada para pengguna terkait penjualan tiket konser di platform ecommerce.

"Kami perlu memberi tahu konsumen, kalau sudah tahu penjualan tiket lewat mana, gunakan itu. Jangan menggunakan cara lain," ujar dia kepada Kompas.com, ditulis Rabu (28/6/2023).

Ia menambahkan, konsumen perlu lebih bijak dalam menyikapi penjualan tiket konser yang ada di platform e-commerce.

Ketika konsumen merasa harga tiket yang dipajang di ecommerce tidak masuk akal, langkah yang harus dilakukan adalah dengan tidak membelinya.

"Kalau Anda merasa itu tidak layak harganya ya jangan dibeli, jangan lalu menjelek-jelekkan," imbuh dia.

Namun begitu, ia tidak dapat mengelak, ketika permintaan masih ada, tiket konser yang dijual melalui e-commerce pasti tetap bermunculan.

Bima menerangkan, sebenarnya persentase oknum yang menjual tiket melalui ecommerce sangat minim dibandingkan dengan penjualan produk lain seperti fesyen, kuliner, dan kebutuhan lainnya.

Salah satu platform e-commerce Tokopedia misalnya mengatakan bakal menindak tegas segala bentuk penyalahgunaan platform Tokopedia oleh sejumlah oknum, termasuk dalam penjualan tiket konser.

Head of Corporate Affairs Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan, Tokopedia memiliki syarat dan ketentuan mengenai produk apa saja yang tidak boleh diperjualbelikan oleh penjual di situs dan aplikasi Tokopedia.

"Walaupun bersifat user-generated content (UGC) di mana setiap penjual bisa mengunggah produk secara mandiri, langkah proaktif terus kami lakukan untuk menjaga aktivitas dalam platform Tokopedia tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujar dia.

Bukan tanpa alasan, maraknya calo tiket ternyata diduga menjadi salah satu faktor yang membuat banyak musisi internasional enggan konser di Indonesia.

Padahal, beberapa musisi internasional kerap menggelar pertunjukkan di negara tetangga, misalnya Singapura.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, terlepas dari dugaan tersebut, maraknya praktik calo tiket konser di Indonesia merupakan tanggung jawab regulator termasuk Kemenparekraf.

"Saat ini ramai soal musisi internasional yang dikabarkan enggan konser di Indonesia karena maraknya praktik calo di Indonesia, benar tidaknya informasi ini yang jelas bahwa itu harusnya tanggung jawab regulator berskala nasional dan internasional termasuk di dalamnya Kemenparekraf," kata Vinsensius melalui kanal youtube Kemenparekraf dikutip Selasa (27/6/2023).

Vinsensius mengatakan, untuk memberikan kepercayaan kepada musisi internasional, pemerintah dan promotor berupaya memerangi praktik calo tiket dengan bekerja sama dengan aparat penegak hukum.

Ia mengatakan, aparat penegak hukum akan memberikan sanksi bagi calo tiket konser.

"Hal ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada penyanyi internasional dan musisi bahwa Indonesia serius memerangi praktik calo tiket ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Vinsensius bilang, selain memerangi calo tiket, para promotor harus memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat terkait penjualan tiket.

Transparansi dan akuntabilitas penjualan tiket tersebut akan memudahkan aparat menindak praktik calo tiket konser.

https://money.kompas.com/read/2023/06/28/102000126/pemberantasan-calo-tiket-konser-perlu-diimbang-edukasi-konsumen-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke