PT. Smelting Gresik melakukan pemurnian hingga mengeluarkan produk katoda tembaga.
Sebagai gambaran katoda ini berbentuk lapisan tembaga yang diekspor untuk diproses lebih lanjut hingga menghasilkan hasil akhir.
Produk itu bisa berupa kabel, barang elektronik, dan produk sejenis lainnya, termasuk logam berharga yaitu emas.
Selama ini proses kelanjutan dari PT. Smelting Gresik dibawa ke Jepang.
Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan, mengapa setelah hampir 50 tahun beroperasi, Freeport tidak memiliki unit pengolahan dan pemurnian di Indonesia?
Mengapa proses pemurnian hanya mencapai angka 40 persen dan 60 persen lainnya dikirim ke luar negeri?
Itu pun hanya sepertiga bagian dari proses keseluruhan pemurnian sampai menghasilkan produk akhir.
Pada tahun 2004 Freeport sempat melakukan penghitungan margin keuntungan dari pembangunan smelter.