Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Menteri Susi Sindir Rokhmin | Kekayaan Miliarder Dunia Rontok

Kompas.com - 08/08/2019, 05:57 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sebanyak 21 miliarder anggota Bloomberg Billionaires Index di antaranya masing-masing kehilangan lebih dari 1 miliar dollar AS dalam sehari. Hal itu disebabkan investor bereaksi terhadap meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Kekayaan pendiri Amazon.com Inc Jeff Bezos, misalnya, merosot 3,4 miliar dollar AS setelah saham Amazon jatuh. Tapi dia tetap menjadi orang terkaya di planet ini dengan harta 110 miliar dollar AS. Selengkapnya silakan baca di sini.

4. Imbas Perang Dagang, Perusahaan China Ramai-ramai Pindah ke Malaysia

Perusahaan- perusahaan di China berlomba-lomba memindahkan operasional mereka ke Malaysia. Ini terjadi sejalan dengan makin memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat.

Dikutip dari The Star Online yang melansir Bernama, Rabu (7/8/2019), kepala ekonom IQI Global Shan Saeed mengatakan, ada pula sejumlah perusahaan dan investasi China yang masuk ke Vietnam.

"Beberapa negara sebenarnya diuntungkan dari perang dagang ini. Jika Anda membaca majalah Economist pada bulan November lalu, disebutkan bahwa beberapa negara yang diuntungkan di sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT) serta otomotif adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam," terang Saeed.

Saeed juga memproyeksikan perang dagang antara China dan AS masih akan berlanjut. Pekan lalu, Presiden Donald Trump mengancam penerapan tarif impor tambahan sebesar 10 persen terhadap produk-produk dari China senilai 300 miliar dollar AS. Tarif tambahan ini mulai berlaku pada September 2019 mendatang. Selengkapnya silakan baca di sini.

5. Berawal dari Kios di Pasar Klewer, Sritex Kini Punya Aset Rp 19,6 Triliun

Nama PT Sri Rezeki Isman mungkin masih awam di telinga sebagian orang. Namun bila mendengar nama populernya yakni Sritex, banyak orang akan mengenalnya sebagai perusahaan tekstil besar asal Indonesia.

Produk tekstil Sritex merambah pasar tak hanya ada di Indonesia, namun juga ke luar negeri. Bahkan produk baju militernya yang terkenal sudah digunakan oleh pasukan militer di lebih dari 30 negara. Perjalanan Sritex menjadi perusahaan tekstil besar tidak ditempuh dengan mudah. Jalan berliku dan terjal harus dilalui lebih dari 50 tahun.

"Sritex ini awalnya dari kios yang dibangun oleh ayah saya (Lukminto) di Pasar Klewer tahun 1966," cerita Direkrut Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto di Kompas CEO Talk, Menara Kompas, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Saat itu Lukminto menjadi pedagang kain di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Sementara kainnya berasal dari produsen di Bandung, Jawa Barat. Bangun Pabrik Merasa capek harus bolak-balik Bandung-Solo, Lukminto akhirnya membuat pabrik kain skala kecil di Solo pada 1968.

Saat itu, hanya ada 4 orang yang membantu Lukminto. Dua tahun berselang, skala bisnis Lukminto mulai tumbuh dengan mencoba industri pencelupan kain. Produknya pun laku dijual di pasar domestik yakni di Solo. Selengkapnya silakan baca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com