Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor RI ke China Anjlok 348 Juta Dollar AS

Kompas.com - 16/12/2019, 13:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia ke China anjlok hingga 348 juta dollar AS pada November 2019 atau 12,58 persen. Dari 2,76 miliar dollar AS pada Oktober 2019, jadi 2,42 miliar dollar AS pada November 2019.

Hal ini berakibat kepada turunnya nilai total ekspor Indonesia yang hanya 14,01 miliar dollar AS pada November 2019, atau turun 5,67 persen dari 14,85 miliar dollar AS pada November 2018.

"Ekspor seperti Bijih, terak, dan abu logam ke China turun. Demikian juga dengan bahan bakar mineral. Seperti yang saya jelaskan tadi, ekspornya turun karena harganya turun dan bahan bakar mineral masih komoditas utama," kata Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Angka eskpor Indonesia tersebut juga turun 6,17 persen dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar 14,93 miliar dollar AS.

Baca juga: Efek Domino Perang Dagang AS-China ke Ekonomi Indonesia

Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor dipengaruhi oleh beberapa harga komoditas non-migas yang mengalami penurunan.

"Tentunya kenaikan dan penurunan harga di beberapa komoditas itu akan berpengaruh pada total nilai ekspor," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Dari negara tujuan, ekspor RI ke China mengalami penurunan yang paling dalam sebesar 348 juta dollar AS. Kemudian diikuti oleh Jepang sebesar 129,6 juta dollar AS, Taiwan 103 juta dollar AS, Malaysia sebesar 82,3 juta dollar AS, dan Singapura sebesar 76,6 juta dollar AS.

Adapun negara-negara yang masih mengalami peningkatan, antara lain India sebesar 44,9 juta dollar AS, diikuti Bangladesh 36,7 juta dollar AS, Korea selatan sebesar 28 juta dollar AS, Spanyol, dan Belanda.

Baca juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Bank Mandiri Siapkan Tunai Rp 33,5 Triliun

Eskpor non-migas yang turun yakni nikel, batubara, emas, perak, timah, dan seng. Penurunan ini cukup berampak kepada total ekspor Indonesia karena ekspor non-migas menyumbang 92,11 persen dari total ekspor.

Namun beberapa komoditas non-migas masih mengalami kenaikan seperti minyak sawit sebesar 15,6 persen, karet 7,6 persen, coklat, alumunium, dan tembaga.

Bila dilihat menurut sektor, Suhariyanto menyebut ekspor migas masih mengalami peningkatan dibanding sektor lainnya yang kompak mengalami penurunan. Dia bilang, sektor migas menyumbang 1,11 miliar dollar AS.

Baca juga: Angota DPR Ini Bandingkan Skandal Jiwasraya dengan Kasus Bank Century

Suhariyanto menyebut, pola ekspor pada November 2019 masih mirip dengan November 2018 di mana pertumbuhan ekspor di beberapa sektor masih terlihat negatif.

"Misalnya pertanian turun 1,55 persen meski secara tahunan masih naik 4,42 persen. Ekspor pertanian yang mengalami penurunan adalah tanaman obat, aromatik, sayuran, dan mutiara hasil budidaya," tutur Suhariyanto.

Tak hanya sektor pertanian, industri pengolahan juga mengalami penurunan sebesar 6,78 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan turun 1,66 persen secara tahunan. Antara lain produk besi baja, logam dasar mulia, bubur kertas, dan sebagainya.

Sementara itu, penurunan ekspor yang terlihat cukup dalam terjadi di pertambangan. Secara bulanan, ekspor menurun sebesar 14,45 persen dan 19,09 persen secara tahunan. Komoditasnya antara lain tembaga, bijih logam lainnya, batubara, dan nikel.

Baca juga: Ingin Berkeliling Dunia Tanpa Bangkrut? Simak Tips Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com