Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Alasan Masyarakat Tunda Lakukan Investasi

Kompas.com - 11/02/2020, 22:21 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun zaman semakin modern, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang belum melek investasi.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat investasi sangat penting untuk masa depan, terutama periode setelah pensiun.

Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan ada 3 alasan mengapa masyarakat masih menunda investasinya.

"Saat ini di Indonesia ada banyak masyarakat yang menunda investasi. Yang pertama tidak tau kenapan harus investasi, gaji masih kecil dan tidak tau caranya," kata Freddy di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Baca juga: Mana Paling Untung, Tabungan, Deposito, Atau Investasi

Freddy menyebut jika dianalogikan dalam sebuah kurva, pendapatan akan berada paling tinggi pada usia produktif dan rendah saat anak-anak, remaja dan pensiun.

"Di masa kecil dan remaja pendapatan kita masih kecil, di masa produktif di mana masa pendapatan berada pada puncaknya atau golden periode. Namun pada masa pensiun uang menipis, karena enggak ada pendapatan," jelasnya.

Kurva Pendapatan

Sementara kurva pengeluaran, terlihat dimasa kecil pengeluaran sangat tinggi dibanding pendapatan. Contohnya masa sekolah dimana Anda tidak punya uang tetapi harus membayar uang sekolah.

Sementara itu, pada periode produktif, pendapatan seharusnya lebih besar sari pengeluaran. Namun pada periode ini tentunya Anda sangat mengerti dan mengatur berbagai rencana keuangan.

"Di periode terakhir pensiun, di mana pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Pendapatan makin habis apalagi kalau uang pensiun terpakai terus," ungkapnya.

Menurut Freddy alasan berinvestasi adalah karena hidup itu tidak adil, sehingga diperlukan investasi untuk masa depan.

"Makanya pada saat berada di periode produktif Anda harus sebaik mungkin mengelola dana, supaya dimasa pensiun pengeluaran Anda tidak lebih besar dari pendapatan," tambahnya.

Saat ini untuk melakukan investasi bukan perkara sulit. Beragam alternatif seperti pemanfaatan teknologi sudah sangat membantu Anda untuk berinvestasi bahkan dengan nominal terkecil sekalipun.

Investasi juga merupakan instrumen yang sangat menguntungkan karena imbal hasil yang diperoleh lumayan tinggi bahkan cenderung diatas tingkat inflasi.

Namun perlu Anda ketahui investasi tidak bersifat likuid atau mudah dicairkan, karena sesuai tujuannya adalah untuk masa depan atau dengan jatuh tempo yang sudah ditetapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com