Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Elektronik RI Keluhkan Kelangkaan Bahan Baku Akibat Corona

Kompas.com - 24/02/2020, 11:08 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku industri elektronika mulai merasakan dampak penurunan arus aktivitas perdagangan China akibat virus corona. Arus pasokan komponen dan bahan baku dari negara ini mulai terasa tersendat, sehingga mengancam kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika nasional.

Ketua Umum Gabungan Elektronika (Gabel) Oki Widjaya mengatakan, pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen ini.

“Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronika, kita masih menggunakan komponen dari China karena harganya memang lebih bersaing dibandingkan pemasok negara lain," kata Oki dalam keterangannya, Senin (24/2/2020).

Kata dia, dengan adanya wabah virus corona sekarang ini, pasokan komponen dari China mulai tersendat, dan ini tentu akan sangat mengganggu kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika nasional.

Baca juga: Dampak Corona, Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung Andalkan Pekerja Lokal

"Melihat dampak virus corona yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian terhadap pasokan komponen ini, agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronika nasional,” ungkap Oki.

Menurut Oki yang juga Presiden Direktur PT Galva Technologies Tbk, harapan Gabel tersebut juga terkait dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0 yang disusun pemerintah.

Dimana industri elektronik merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing global, khususnya dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

Untuk itu pihaknya mendesak melalui koordinasi Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Tenaga Kerja, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, pemerintah segera melakukan sinergi menyelamatkan sektor industri primadona ekspor dari dampak buruk penyebaran virus corona.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Strategi Antisipasi Perlambatan Ekonomi Akibat Virus Corona

“Tanpa upaya komprehensif dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronika tersendat, bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tak juga teratasi akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, dan investasi,” tegasnya.

Sementara itu, Sekjen Gabel Daniel Suhardiman mengungkapkan, terjaminnya pasokan komponen untuk industri elektronika nasional harus diakui merupakan salah satu faktor pendukung utama industri ini masih memiliki peluang menjadi pemain yang kuat di pasar domestik.

Apalagi pemerintah juga mengklaim, sektor elektronika sesuai peta jalan industri Indonesia 4.0 merupakan salah satu dari lima kelompok manufaktur yang akan menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri generasi keempat di Tanah Air.

Namun saat ini tidak bisa dipungkiri, kedalaman struktur industri elektronika nasional dan turunannya masih sangat terbatas, sehingga ketergantungan terhadap pasokan komponen dan bahan baku impor masih besar, termasuk dari China.

Jika aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China menurun karena wabah virus Corona maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Pemerintah Bahas Kemungkinan Penurunan Harga Avtur

Diungkapkannya, lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok materil untuk memproduksi lokal komponen, sehingga tidak bisa membuat produk jadi elektronika.

Karena itu kata Daniel yang juga Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia, melihat pertimbangan situasi yang terjadi di lapangan semakin krusial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com