Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Geram Harga Gula Naik Gila-gilaan, Ulah Mafia?

Kompas.com - 14/05/2020, 17:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

Sementara itu dikutip dari Antara, Perum Bulog segera menggelontorkan gula kristal putih (GKP) atau gula pasir yang biasa dikonsumsi masyarakat sebanyak 22.000 ton pada akhir pekan ini untuk menjamin ketersediaan gula menjelang Lebaran.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan sebanyak 22.000 ton gula kristal putih tersebut baru saja didatangkan dari India dan akan segera disalurkan ke pasar tradisional untuk mengisi kebutuhan gula terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang sudah di depan mata.

"Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengisi kebutuhan gula di pasar rakyat pada bulan Ramadhan dan Lebaran, sehingga tidak ada kekhawatiran di masyarakat," kata Budi Waseso atau akrab disapa Buwas di Jakarta.

Baca juga: Gula Langka, Pakar UGM: Pasokan Diperkirakan Masuk Pasar Bulan Juli

Buwas menjelaskan impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan kepada Bulog dari total 50.000 ton. Impor gula ini merupakan penugasan dari hasil rakortas Kemenko Perekonomian untuk menstabilisasi harga gula pasir.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir nasional hingga Kamis (14/5/2020) ini sudah mencapai Rp 17.500 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen sebesar Rp 12.500 per kg.

Oleh karena itu, diperlukan intervensi dari pemerintah melalui impor gula. Dengan stok yang dikuasai, Perum BULOG optimistis dapat menekan harga gula kembali ke harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kg.

Stok pangan lainnya, yakni beras yang dikelola di seluruh wilayah kerja Perum Bulog hingga kini mencapai 1,4 juta ton.

Baca juga: PTPN Sesuaikan Harga Gula Jadi Rp 12.500/Kg

BUMN Pangan ini juga terus melakukan pengadaan dalam negeri berupa gabah dan beras dari petani yang saat ini sedang panen raya. Hingga pertengahan Mei, realisasi serapan beras petani sudah mencapai 290.000 ton.

"Kami optimis bahwa 'core' bisnis kita tidak terganggu selama masa pandemi Covid-19 ini, dan kami selalu siap untuk mengemban tugas dari negara untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta penyerapan gabah beras dalam negeri selama panen raya," kata Buwas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com