Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Hotel di Daerah Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 09/06/2020, 16:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mewabahnya pandemi wabah virus corona atau Covid-19 membuat pelaku usaha perhotelan cukup terpukul. Pembatasan aktivitas di berbagai daerah membuat okupansi hunian anjlok.

Hotel-hotel di lokasi wisata jadi salah satu yang terdampak Covid-19. Beragam upaya dilakukan bisnis perhotelan agar bisa tetap bertahan.

General Manager Hotel Dafam Wonosobo, Doni Avianto, menyebut okupansi kamar di hotel yang dikelolanya menurun drastis. Sepinya kunjungan turis ke Wonosobo yang dekat dengan kawasan wisata Dieng, juga ikut membuat pemesanan kamar menurun.

"Occupancy drop tapi karena dari awal sudah niat bahwa kita tidak akan tutup, maka kita tetap buka sampai sekarang. Kira-kira sejak 19 Maret 2020," kata Doni kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2020).

Baca juga: Pengusaha Hotel dan Restoran Butuh Modal Kerja Rp 21,3 Triliun

Selain sepinya pemesan kamar hotel, lanjut dia, pihaknya juga banyak kehilangan pendapatan dari sektor MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions).

"Tadinya sudah banyak event, group check in bahkan wedding perdana pun harus cancel. Setelah itu occupancy turun hampir 90 persen, sehari tidak sampai 10 kamar. Itu pun hanya tamu lokal Wonosobo. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1,2 miliar," ujar Doni.

Di Wonosobo, pihaknya mencoba beradaptasi dengan memaksimalkan sumber pendapatan lain yang masih terkait dengan operasional hotel, salah satunya dari bisnis restoran.

"Untuk mensiasatinya atau menutup expand hotel, kami memperkuat tim food and beverage. Caranya dengan berjualan makanan melalui delivery order. Kami lakukan telemarketing dengan corporate, goverment dan individual untuk memasarkan delivery order," jelas Doni.

Baca juga: Dampak Virus Corona, 1.226 Hotel di Indonesia Tutup

"Di sosmed pun kami gencarkan delivery order. Kami jualan banyak menu mulai dari harga Rp 20.000 net dan gratis biaya pengantaran. Jadi kami push ke food and beverage, tentu dengan protokol kesehatan Covid-19," kata dia lagi.

Seperti diketahui, sektor pariwisata di daerah mulai bergeliat, setelah hampir tiga bulan lumpuh akibat pandemi Covid-19. Sejumlah tempat wisata, hotel, dan restoran mulai buka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Banyak hotel tutup

Dikutip dari Harian Kompas, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan, pukulan terhadap bisnis hotel dan restoran yang sangat berat, membuat para anggotanya terus berinovasi.

Maulana menyebut, sekitar 1.600 hotel di Indonesia sejak Maret memilih tak lagi beroperasi. Angka itu belum mencakup semua hotel dan restoran karena tak semua pemilik melaporkan usahanya ke PHRI.

Baca juga: Erick Thohir Mau Sulap Hotel Jadi Ruangan Isolasi Virus Corona

Sebagian besar pemilik hotel dan restoran juga sudah mulai merumahkan karyawan.

"Mau bagaimana lagi, tak ada pemasukan,” tukas Maulana.

Pengusaha hotel seperti dirinya merasakan berat menanggung biaya dasar, seperti listrik, gaji karyawan, dan pembayaran BPJS. Oleh karena itu, merumahkan karyawan menjadi pilihan walau sebenarnya sulit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com