Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Sepeda Melonjak di Tengah Pandemi, Masyarakat Rela Inden

Kompas.com - 30/06/2020, 13:42 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono mengatakan, tren bersepeda di kala pandemi virus corona (Covid-19) membuat pihak penjual sepeda kewalahan menangani pesanan.

Bahkan, katanya, masyarakat rela melakukan pemesanan dan pembayaran di awal alias inden untuk mendapatkan sepeda yang diinginkan.

"Permintaannya banyak sekali mungkin sekitar 3 juta sampai 3,5 juta. Apalagi sekarang ini sistemnya inden ya. Jadi, itu sudah mengindikasikan jumlah berlebihan. Itu belum termasuk orang yang menunda pembelian karena harus inden," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (30/6/2020).

Baca juga: Kemenhub Bantah Bakal Pungut Pajak Sepeda

Karena sistem inden, lanjut Rudiyono, pembeli baru bisa mendapatkan barang tersebut maksimal dua pekan lamanya. Dia kembali mengatakan, rata-rata sepeda yang dibeli merupakan buatan dalam negeri.

"Paling seminggu, dua minggu (barangnya ada)," ucapnya.

Untuk semester pertama tahun ini, Rudiyono memastikan penjualan sepeda mencapai 1 juta hingga 1,2 juta unit terjual. Saat ini saja, sudah 30 persen sepeda yang sudah terjual.

Sepeda yang kini mulai dicari-cari masyarakat, membuat pihak AIPI kebingungan. Pasalnya, kejadian ini di luar ekspetasi.

Baca juga: Lilitan Utang dan Pailitnya Raksasa Sepeda Lokal Wimcycle

Menurutnya, banyaknya permintaan pembelian sepeda dari masyarakat karena ingin mengubah pola hidup yang sehat selama masa pandemi.

"Saya juga enggak tahu ada hubungan dengan daya beli atau enggak. Saya yakin ini ada hubungannya dengan peralihan gaya hidup. Dari sebelumnya kurang memperhatikan kesehatan, sekarang kesadaran berperilaku sehat lebih bagus," ujarnya.

Selain itu, lanjut Rudiyono, sistem belajar di rumah selama pandemi membuat anak-anak mulai jenuh. Maka aktivitas bersepedalah salah satu cara anak-anak mengusir kejenuhan.

"Terus juga, anak-anak sekolah juga karena enggak tahan di rumah, mungkin butuh bergerak. Itu juga berpengaruh. Tetapi aktivitas outdoor tetap saja ada," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com